• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia
    • EnglishEnglish
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • perpustakaan
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
  • Program
    • SEA Chat
    • SEA Talk
    • SEA Movie
    • SEA Gate
    • Mengajar & Meneliti Asia Tenggara (MMAT)
    • Visiting Program: Explore Yogyakarta
    • Magang
  • Publikasi
    • Riset
    • Jurnal
    • Buku
  • Artikel
    • Budaya & Linguistik
    • Studi Media & Komunikasi
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Hukum & HAM
    • Politik & Pemerintahan
    • Panduan Artikel
  • Prosiding
  • Beranda
  • Aktivitas
  • SEA Movie_ind
Arsip:

SEA Movie_ind

[SEA Movie 2017] Borderless on Screen

AktivitasSEA Movie_ind Kamis, 10 Agustus 2017


Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada berhasil menggelar program SEA Movie 2017 bertajuk Borderless On Screen pada tanggal 8-9 Agustus 2017 di ruang audio visual Lembaga Indonesia Perancis (IFI-LIP), Yogyakarta. Acara berlangsung dari pukul 09.00-16.00 WIB yang dimulai dengan sambutan dari Ade Nuriadin, M.A selaku program manager SEA Movie. Selanjutnya, program ini resmi dibuka oleh Direktur PSSAT UGM, Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni yang berharap bahwa film-film pendek yang diputar dalam SEA Movie dapat menjadi media yang memunculkan kesadaran kepada masyarakat sebagai komunitas Asia Tenggara. read more

[SEA Movie 2016] Indonesia Raja-Yogyakarta

AktivitasSEA Movie_ind Kamis, 1 September 2016


Sea Movie berkerjasama dengan Minikino menyelenggarakan pemutaran dengan tajuk Indonesia Raja: Yogyakarta. Indonesia Raja sendiri merupakan program Minikono dalam bentuk kolaborasi antar wilayah/kota di Indonesia yang dilakukan berkala, 1 (satu) kali setiap tahun dalam bentuk pertukaran program film pendek.Tahun ini ada beberapa pembuat film dari beberapa kota yang berpartisipasi dalam kegiatan ini dan salah satunya adalah Yogyakarta.

Pemutaran (16/08/2016)menampilkan kompilasi empat film pendek. Semalam Anak Kita Pulang (Adi Marsono/2015), film berdurasi 12 menit dan 41 detik menjadi film pertama dari rangkain film Indonesia Raja. Adi memotret realitas kehidupan di pedasaan yang saat ini tidak lagi menarik bagi generasi muda pencari kerja. Lewat ibu yang merindukan anaknya, film ini menunjukan keresahan seorang ibu yang tak dapat berjumpa dengan anaknya, bahkan anaknya satu persatu pergi ke tempat lain (kota) untuk mengadu nasib. Nilep (Wahyu Agung Prasetyo/2015), mencoba bermain dengan “baik” dan “buruk” lewat perspektif anak-anak yang malah mengarahkan kepada pengertian bahwa, mungkin, saat ini kedua persepsi tersebut masih kekanak-kanakan pada konteks masyarakat Indonesia. Sasi Takon (Wawan Sumarmo/2015), film pendek yang bercerita tentang dampak dari ketabuhan yang dilanggar dan menimbulkan keresahan yang muncul dari pertanyaan seorang anak kepada ibunya. Film ini merekam kondisi pergaulan masyarakat lewat sisi yang berbeda. Film keempat, Bawang Kembar (Gangsar/2015) merupakan film animasi dengan durasi 18 menit. Hal yang menarik dari film ini ialah menggunakan tokoh mitologi Jawa dan juga nilai moral dan kebaikan yang datang dari bahkan tokoh yang dianggap jahat sekalipun. read more

[SEA Movie 2016] Pekan Film Malaysia “Mengintip Tetangga”

AktivitasSEA Movie_ind Jumat, 10 Juni 2016

Seberapa jauh Anda mengenal tetangga Anda? Tetangga barangkali orang terdekat yang justru menyimpan enigma dan tak jarang prasangka. Tapi, sinema bisa membantu Anda menyingkap tabir tetangga terdekat kita: Malaysia. Ada lima film pilihan yang bisa menjadi jendela Anda untuk mengintip tetangga kita Malaysia. Sepet besutan Yasmin Ahmad menguak relasi antaretnis yang pelik di Malaysia. Sementara itu, Ho Yuhang lewat Rain Dog menapaki lorong gelap kondisi etnis Cina di Malaysia. Begitu pula, Songlap besutan duo Effendy Mazlan dan Fariza Azlina Isahak tanpa tedeng aling-aling menguak sisi lain dari gemerlap ibukota Kuala Lumpur. Sebaliknya, Dain Iskandar Said lewat Bunohan membawa Anda mengenali wajah pinggiran Malaysia yang tak kalah rumitnya. Dan, terakhir, Mamat Khalid mengajak Anda mencicipi cita rasa sinema Melayu klasik berbalut gaya ‘film noir’ dalam Kala Bulan Mengambang’ yang sarat dengan alegori politik kontemporer Malaysia. Maka, saksikan sinema Malaysia dan raihlah kesempatan mengenalinya. (Budi Irawanto) read more

[SEA Movie 2016] Ilo-Ilo: “Sparkling” Singapura dan Soal Orang-Orang Yang Kesepian

AktivitasSEA Movie_ind Jumat, 11 Maret 2016

Siang itu cuaca mendung dan sesaat kemudian hujan turun mengguyur dengan derasnya. Dalam ruang perpustakaan yang tidak sebegitu luas, sekelompok penonton telah duduk manis dan santai, menunggu film Ilo-Ilo arahan Anthony Chen untuk segera diputar. Film berdurasi 100 menit ini, terlepas dari sejumlah penghargaan yang diperolehnya, sangat layak untuk diperbincangkan. Film ini sendiri bersetting tahun 1997, yang kita ketahui pada saat itu negara-negara di kawasan Asia mengalami krisis ekonomi yang dahsyat. Perekonomian lumpuh, pengangguran dimana-mana, Ilo-Ilo merekam semua itu melalui hubungan sederhana majikan dan pembantu, mengikat para tokohnya dalam hubungan sosial-ekonomi yang kemudian berubah makna seiring berjalannya waktu,menjadi hubungan psikologis yang kuat. read more

Recent Events

  • 19Mar [CALL FOR PARTICIPANTS] WORKSHOP: Writing for International Social Science Journal
  • 28Mar [CALL FOR PARTICIPANTS] MMAT: Mengajar & Meneliti Asia Tenggara :: Teaching & Researching Southeast Asia
  • 15Apr [CALL FOR PAPERS] IKAT: The Indonesian Journal of Southeast Asian Studies
Semua Agenda
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gadjah Mada
Jl. Teknika Utara, Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 (274) 589658
+62 (274) 589658
+62 812 6069 0012

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY