Sabtu (11/9/2021), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM kembali mengadakan platform diskusi dalam acara DIGITAL SOCIETY #10. Pada seri ke-10 ini, PSSAT mengangkat tema “Mengawali Transformasi Digital dari Perspektif Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL)” dengan mendatangkan pembicara Bapak Sarwoto Atmosutarno dan Rizki Dwi Wibawa sebagai moderator. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Hermin Indah Wahyuni selaku Ketua Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM dan dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Aris Ananta selaku perwakilan MASTEL. “Teknologi ditigal itu bukan hanya perlu tapi sudah berada dengan kita” ungkap Bapak Aris Ananta.
Acara selanjutnya adalah pemaparan materi dari Bapak Sarwoto Atmosutarno. Dijelaskan oleh beliau sejarah didirikannya MASTEL yang dibentuk dari tahun 1993 atas lahirnya UU Telekomunikasi baru. Dengan adanya UU tersebut, dibukanya sektor privat untuk ikut terlibat dalam pembangunan telekomunikasi Indonesia. Anggota MASTEL sendiri terdiri dari lebih 300 professional dan experts, 29 asosiasi pelaku industri, dan 112 perusahaan aktif di bidang ICT.
“Sektor digital ini adalah sektor yang sudah lepas kendali karena sudah tidak berbicara soal telekomunikasi, urusannya sudah sosial budaya dan politik.” ungkap Bapak Sarwoto. Tranformasi digital ini bermula pada tahun 1990-an sejak adanya perubahan dari telepon analog sentral menjadi telepon sentral digital. Diperkenalkannya konsep society point 4.0 yang menurut Bapak Sarwoto hal tersebut adalah manusiawi karena manusia tetap ingin kehidupan yang nyaman dan seimbang. Selanjutnya diperlihatkan gambaran Landscape of Digital Society di Indonesia, dimana terdapat peningkatan 37 juta pengguna internet dari tahun lalu dan 170 juta pengguna aktif sosial media. Dengan adanya peningkatan ini maka pemerintah menggecarkan konektivitas di semua bidang.
Bapak Sarwoto kemudian melanjutkan pembahasan dengan membawa topik “Transformasi Digital di Indonesia”. Hal ini sesuai dengan mandat Presiden dalam 5 langkah mempercepat transformasi digital di Indonesia yang terdiri dari mempercepat infrastruktur internet, membuat roadmap digital transformation di berbagai sektor strategis, integrasi data dan pendirian tempat penyimpanan data nasional, menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan sektor digital, dan memberi masukan kepada pembuat kebijakan bagaimana regulasi terbentuk. “Transformation didefinisikan sudah cukup luas yaitu penggunaan teknologi digital dalam rangka meng-intens proses yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, dll atau yg disebut dengan enhancement proccess” ungkap Bapak Sarwoto.
Pemaparan materi dilanjutkan dengan Digital Literacy Framework yang terdiri dari digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety yang berbicara tentang bagaimana memperlakukan operasional data. Bapak Sarwoto menyampaikan “Bagaimana hal ini menjadi suatu nilai-nilai yg dipahami mempunyai dukungan mindset yang positif untuk para pelaku digital”. Acara kemudian ditutup dengan disajikannya target Digital Literacy Program. “Kami biasa bergelut dengan 2G 3G 4G, data centre, kami juga ingin mendapatkan arah dan masukan dari bapak ibu semua” ungkap Bapak Sarwoto yang mengakhiri sesi pemaparan materi.
Digital Society #10 selengkapnya dapat diakses melalui link berikut: https://www.youtube.com/watch?v=Ib1HAGi5D80
Tentang Pembicara:
Sarwoto Atmosutarno, M.I.A. merupakan Ketua Umum Organisasi Masyarakat Telematika (MASTEL) periode 2021-2024. Beliau pernah menjabat sebagai Kepala Infrastruktur PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. tahun 2004-2009 dan pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT. Telekomunikasi seluler (Telkomsel) periode 2009-2012 sekaligus sebagai Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia pada periode tersebut. Sejak tahun 2016, beliau tercatat sebagai Ketua Komite Tetap Bidang Infrastruktur Telekomunikasi di Kadin Indonesia.