Dalam laporan yang berjudul Streaming the Tide: Land-based strategies for a plastic-free ocean yang diterbitkan oleh McKinsey Center for Business and Environment dan Ocean Conservancy, Indonesia, Cina, Filipina, Thailand, dan Vietnam adalah lima negara yang membuang lebih banyak plastik ke lautan daripada gabungan sampah yang dibuang ke lautan oleh gabungan seluruh dunia. Di lima negara ini, sampah sering menyumbat saluran air di kota-kota, meningkatkan risiko banjir, atau tersapu oleh angin dan dibuan kelaut hingga menyumbang sampai dengan 60 persen sampah plastik ke lautan. Negara-negara ini baru-baru mendapat manfaat dari peningkatan PDB yang signifikan, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. Namun, peningkatan kekuatan ekonomi juga telah menghasilkan ledakan permintaan akan produk-produk konsumsi yang belum dipenuhi dengan infrastruktur pengelolaan limbah yang sepadan.
Tinjauan Yuridis Penggunaan Tentara Anak di Myanmar Menurut Perspektif Hukum Humaniter Internasional
Dewasa ini, penggunaan tentara anak dalam konflik bersenjata kian merebak. Ribuan anak melayani sebagai tentara dalam konflik bersenjata diseluruh belahan dunia, seperti Suria, Irak, Myanmar, dan Sudan Selatan. Anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, bertugas di pasukan angkatan bersenjata pemerintah dan kelompok oposisi bersenjata. Mereka mungkin bertarung di garis depan, berpartisipasi dalam misi bunuh diri, dan bertindak sebagai mata-mata. Anak-anak perempuan mungkin dipaksa menjadi budak seksual. Banyak dari mereka yang diculik atau direkrut secara paksa, sementara yang lain bergabung karena putus asa dan berbekal atas kepercayaan bahwa kelompok-kelompok bersenjata menawarkan kesempatan terbaik mereka untuk tetap bertahan hidup.
Munculnya Tiongkok sebagai kekuatan global telah menyebabkan keadaan panik di seluruh dunia. Terlepas dari desakan oleh para pemimpinnya tentang ‘kebangkitan damai,’ ketakutan, kegelisahan dan bahkan permusuhan terhadap Tiongkok telah tersebar luas. Sementara sebagian besar analisis lebih difokuskan pada implikasi dari kekuatan yang tumbuh di Tiongkok pada berbagai aspek hubungan kekuasaan, kurang perhatian telah diberikan pada cara di mana Tiongkok dirasakan di negara lain. Dapat dikatakan, pembangunan Tiongkok sebagai ancaman serius telah memainkan peran yang sama pentingnya dalam tanggapan negatif negara-negara lain terhadap kebangkitan Tiongkok. Penelitian yang diusulkan akan mengisi celah dalam wacana akademis tentang masalah ini dengan memfokuskan analisis pada persepsi tentang Tiongkok dan pada framing kebangkitannya. Selain itu, dengan berfokus pada kasus Indonesia, penelitian yang diusulkan tidak hanya akan membantu kita lebih memahami kebijakan Indonesia terhadap Tiongkok tetapi juga dapat menjadi penting untuk merancang kebijakan yang lebih tepat terhadap Tiongkok. Berangkat dari kerangka teori konstruktivis, penelitian ini akan dilakukan melalui pemeriksaan dokumen dan pidato, liputan media serta wawancara atau diskusi kelompok terfokus.
Pada Selasa (19/03/19), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gajah Mada mengadakan Writing for International Social Science Journal bersama dengan Prof. Dr. Judith Schlehe, seorang akademisi SES dari Albert-Ludwig University of Freiburg dan moderator Dr.phil. Vissia Ita Yulianto, salah satu peneliti PSSAT UGM.
Lokakarya yang diselenggarakan di Perpustakaan PSSAT UGM ini dihadiri oleh 11 peserta yang berasal dari berbagai institusi, antara lain adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gajah Mada, Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma, dan Universitas Merdeka Madiun.
Pada hari Jumat (7/12/18), Taylah Bell (Murdoch University & ACICIS Study Indonesia), Zoe Croucher (La Trobe University & ACICIS Study Indonesia), Angelo Wijaya (Universitas Gadjah Mada), dan Anisa Dian Larasati (Universitas Gadjah Mada) hadir di Perpustakaan PSSAT UGM untuk memberikan materi tentang A Comparative Analysis of Blasphemy Laws in Singapore and Indonesia, ASEAN’s Role in Natural Disasters, Philippines’s Changing Approach to South China Sea Dispute, dan Return to Education: Any Human Capital Improvements in Indonesia dalam SEA Chat #10: Panel Discussion .