Pada hari Jumat (11/5/18), SEA Talk #21 dilaksanakan dengan tema “Corporate Power and Global Governance: Australian Miners in Indonesia. Pembicara pada kegiatan ini adalah Lian Sinclair dari Murdoch University Australia. Topik yang diangkat pada SEA Talk #21 terkait dengan kerja lapangannya yang meneliti tentang perusahaan tambang asal Australia yang beroperasi di Kulonprogo, Kutai Barat, dan Halmahera Utara.
Lian memaparkan hipotesisnya bahwa perusahaan-perusahaan tambang cenderung diuntungkan oleh sistem tata kelola global (PBB, WTO, dan lain sebagainya) saat terjadi konflik dengan warga setempat. Salah satu strategi yang diterapkan guna menyelesaikan konflik adalah melalui CSR (Corporate Social Responsibility). CSR membantu perusaahan untuk meredakan konflik karena warga setempat dilibatkan dalam proses manajemen perusahaan. Akan tetapi, masih banyak konflik yang terjadi karena lokalitas permasalahan dari setiap konflik.
Pada akhir diskusi, Lian memberikan kesimpulan dengan menjelaskan siklus konflik. Konflik antara perusahaan dan warga setempat meluas sehingga menarik perhatian publik secara nasional. Konflik pun berlarut-larut hingga harus dibahas dalam sebuah forum diskusi internasional yang melibatkan sistem Tata Kelola Global. Kesepakatan-kesepatana yang dicapai seringkali semakin menambah kekuatan perusahaan. Oleh karena itu, konflik yang diselesaikan melalui sistem Tata Kelola Global cenderung hanya berubah bentuk dan terulang kembali. (Endo)