[Yogyakarta, 9 Juli 2024] – Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada (CESASS UGM), Indonesia menyelenggarakan diskusi meja bundar tentang “Interaksi Kota Pintar, Transformasi Sosial, dan Politik Identitas di Asia Tenggara”.
Kemajuan teknologi yang pesat dan penerapannya ke dalam lingkungan perkotaan telah mengubah kota menjadi kota pintar, dengan target peningkatan efisiensi, keberlanjutan, dan kualitas hidup. Pada saat yang sama, Asia Tenggara sedang mengalami perubahan sosial yang substansial yang didorong oleh pergeseran global, pergerakan lintas batas, dan peningkatan penekanan pada identitas regional, terutama dalam konteks visi ASEAN yaitu “Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas.” Tema ini berusaha untuk menggali interaksi yang rumit antara faktor-faktor tersebut, menawarkan pemahaman menyeluruh tentang bagaimana kota pintar, transformasi sosial, dan politik identitas bertemu dan mempengaruhi masa depan Asia Tenggara.
Diskusi meja bundar tentang “Interaksi Kota Cerdas, Transformasi Sosial, dan Politik Identitas di Asia Tenggara” merupakan acara yang merangsang intelektual dan dihadiri oleh para pejabat dan akademisi terkemuka. Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., Direktur CESASS UGM, meresmikan acara ini, yang membuka acara dengan penuh semangat dan dialog yang mendalam. Dr. Jalaludin Abdul Malek dari Universiti Kebangsaan Malaysia juga turut hadir dan menyampaikan dukungan serta komitmen universitas terhadap kolaborasi internasional dan keunggulan akademik.
Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. menekankan transformasi dramatis dari berbagai aspek kehidupan melalui kemunculan konsep kota pintar, yang didorong oleh kebangkitan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Menyoroti inisiatif kota pintar di Indonesia, termasuk Makassar, Banyuwangi, dan DKI Jakarta, beliau membahas ASEAN Smart City Network (ASCN) dan perannya dalam mengembangkan kota dan masyarakat yang berkelanjutan.
Dr. Jalaludin Abdul Malek mempresentasikan tentang “Bangkitnya Nilai-Nilai Post-Materialis dalam Membangun Masyarakat Kota Cerdas yang Berkelanjutan: Dari Perspektif ‘Tata Kelola yang Cukup Baik’.” Beliau memperkenalkan konsep tata kelola pemerintahan yang cukup baik, menekankan pentingnya proposisi nilai warga negara dalam membentuk masyarakat yang cerdas, dan menyoroti pergeseran dari nilai-nilai materialis ke nilai-nilai post-materialis di Indonesia dan Malaysia.
Dr. M. Falikul Isbah membahas “Transformasi Sosial di Asia Tenggara Kontemporer,” yang menyoroti pentingnya mengembangkan Asia Tenggara sebagai pusat pengetahuan. Beliau menekankan pentingnya pengembangan metodologi dalam studi Asia Tenggara di Indonesia, membangun jaringan akademis multidisipliner, dan mendorong publikasi karya-karya ilmuwan Indonesia untuk meningkatkan pemahaman dan kolaborasi regional.
Lidwina Mutia Sadasri, M.A., seorang ahli dari Universitas Gadjah Mada, mendedikasikan presentasinya pada identitas ASEAN, media digital, dan komunikasi, mengeksplorasi bagaimana budaya populer dapat mengkomunikasikan dan mengkonstruksi identitas ASEAN. Beliau memperkenalkan topik “Mengkomunikasikan Identitas ASEAN Melalui Budaya Populer,” dengan menjelaskan bahwa identitas ASEAN merupakan sebuah konstruksi sosial yang ditentukan oleh keseimbangan antara “Nilai yang Dibangun” dan “Nilai yang Diwariskan.” Ia membahas konsep-konsep seperti jarak kekuasaan, individualisme-kolektivisme, dan penghindaran ketidakpastian, sembari menyoroti peran sinema, musik, warisan budaya, dan budaya populer dalam membentuk identitas ASEAN kontemporer.
Diskusi meja bundar ini bertujuan untuk menyoroti penelitian dan inisiatif penting yang dilakukan oleh CESASS UGM dan para mitranya, yang menunjukkan komitmen mereka untuk mengeksplorasi dan mengatasi isu-isu penting di Asia Tenggara melalui upaya kolaboratif dan interdisipliner. Acara ini juga membayangkan masa depan di mana kota-kota pintar di Asia Tenggara dan Indonesia berkembang, memanfaatkan teknologi canggih untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan, efisien, dan inklusif yang meningkatkan kualitas hidup semua penduduk.
Tentang CESASS UGM:
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan pusat penelitian terkemuka yang didedikasikan untuk studi interdisipliner Asia Tenggara. CESASS UGM melakukan penelitian, menyelenggarakan program-program akademik, dan mendorong pertukaran pengetahuan untuk memperdalam pemahaman mengenai keragaman budaya, masyarakat, dan tantangan pembangunan di Asia Tenggara.
Tentang UGM:
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah sebuah universitas bergengsi yang terletak di Yogyakarta, Indonesia. Universitas ini terkenal dengan keunggulan akademik, kontribusi penelitian, dan komitmennya terhadap keterlibatan masyarakat. UGM berusaha untuk membina para sarjana dan pemimpin yang berwawasan global yang akan berkontribusi pada kemajuan masyarakat.
Penulis: Chou, Chen-An
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM
pssat@ugm.ac.id
(0274) 589658