Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menggelar agenda rutin SEA TALK #31 “Digital Literacies of Indonesian Secondary Students: What Have We Learned” bersama Jayne C. Lammers, Ph.D (University of Rochester USA) dan Puji Astuti, Ph.D (UNNES). Presentasi penelitian pada jumat (07/02/2020) ini disambut antusias oleh para peserta dalam diskusi interaktif.
Pada diskusi bulanan ini, Lammers dan Puji memaparkan hasil penelitian terbaru mereka mengenai digital literasi dalam pembelajaran siswa SMP dan SMA. Penelitian dibawah program FULLBRIGHT dari pemerintah Amerika Serikat ini dimulai sejak bulan September 2019. Data didapat dari 618 responden, yaitu para siswa di 3 SMP dan 4 SMA kota dan kabupaten Semarang. Fokusnya yaitu pada pengajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam kelas. Dalam presentasinya, kedua peneliti tersebut menjelaskan bahwa penelitian diadakan dengan studi kasus kolektif penjelasan menggunakan metode campuran.
Lammers dan Puji memaparkan bahwa ada banyak temuan mengejutkan selama 5 bulan penelitian berjalan. “Kami terkejut mengetahui bahwa yang diajarkan di sekolah berbeda dengan yang diharapkan para siswa. Contohnya, siswa diajarkan mengenai hardware dan Microsoft offices, padahal yang mereka harapkan lebih besar. Seperti belajar coding, membuat aplikasi, games, hingga editing video,” ujar Lammers, pengajar dan peneliti dari Amerika Serikat.
Pada akhir presentasi, kedua peneliti berharap bahwa temuan-temuan mereka, beserta topik penelitian lanjutan yang diajukan, dapat disambut baik menjadi penelitian baru oleh para peserta dan peneliti Indonesia. “Tentunya kami berharap agar hasil penelitian ini bisa menjadi rekomendasi kebijakan untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik,” tambah Puji.
SEA Talk merupakan forum diskusi bulanan yang membahas masalah sejarah, sosial, politik, ekonomi, budaya, teknologi dan hak asasi manusia di Asia Tenggara. PSSAT UGM rutin mengajak peneliti dan akademisi untuk berbagi ilmu dan terbuka untuk dihadiri oleh publik. Dengan forum yang memiliki berbagai topik dan perspektif ilmiah, PSSAT berharap masyarakat umum dapat lebih siap menghadapi kompleksitas kehidupan di masa depan, terutama yang terkait dengan keberadaan Indonesia sebagai komunitas di Asia Tenggara.