Dengan berakhirnya jabatan Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni, M.Si. sebagai Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM periode 2015-2022 yang selanjutnya mulai dengan tgl 1 April 2023 jabatan diemban oleh Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., maka pada hari Senin, 22 Mei 2023, dilaksanakan acara penyerahan laporan kegiatan dan keuangan. Acara yang diselenggarakan di lantai 1 Kantor PSSAT UGM ini dihadiri oleh Prof. Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni, M.Si. (Kepala PSSAT UGM periode 2015-2022), Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. (Kepala PSSAT UGM periode 2022-2025), Drs. Muhadi Sugiono, M.A. (Plt. Kepala PSSAT UGM periode 2011-2015), beserta seluruh staf PSSAT UGM.
Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T., dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Ilmu Geografi Perkotaan dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Pidato pengukuhan dilaksanakan pada hari Selasa 16 Mei 2023 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan judul “Ruang Kota Masa Depan: Implementasi Konsep Smart City untuk Smart Sustainable Urban Development”.
Pada pidatonya, Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. menyampaikan pemikiran terkait dengan ruang, geografi perkotaan, dan pengelolaan perkotaan dengan mengakomodasi lompatan kemajuan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and Technology (ICT) serta penerapan konsep kota cerdas (smart city) untuk pengembangan perkotaan berkelanjutan yang smart (smart sustainable urban development). Disamping dalam pidatonya Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. menyampaikan bahwa: “Perubahan konsep ruang, pergerakan, dan desentralisasi lokasi akibat pemanfaatan TIK telah merubah konsep ruang dan pergerakan yang selama ini didominasi oleh ruang fisik dan bergeser ke pemanfaatan ruang virtual.” Prof. Dr. Rini Rachmawati, S.Si., M.T. juga mengatakan bahwa: “Praxis menunjukkan pada era TIK, jarak fisik atau jarak geografis tidak lagi menjadi faktor dalam hubungan antar manusia. Disrupsi TIK telah menggeser beberapa teori dan konsep terkait dengan space, place, location, distance, distribution, interaction in space, spatial relation, spatial interaction, dan change in space.”
Pada Selasa (28/03/2023), Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada bernama Shynna Nor M. Siawan mempresentasikan proyek advokasinya yang bertajuk “Ketentuan Larangan FGM (Sunat Perempuan) dari Indonesia ke Dunia Global”. Kegiatan Sharing Session merupakan bagian dari program magang di Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada. Ia membagikan topik ini karena ingin menyebarkan kesadaran bahwa FGM telah menjadi isu besar di dunia.
Di awal paparannya, Shynna mengatakan bahwa Female Genital Mutilation (FGM) atau Sunat Perempuan adalah tradisi kuno menghilangkan alat kelamin luar perempuan (dilakukan pada anak-anak) tanpa resep dokter. Biasanya ini terjadi di negara-negara mayoritas berpenduduk Islam seperti Indonesia, Brunei, Malaysia, Filipina, Afrika, dll. Mereka melakukan FGM untuk beberapa alasan seperti menjaga kesucian, kebersihan, dan pengendalian hasrat seksual dari wanita. Sayangnya, praktik ini telah diturunkan dari generasi ke generasi. Banyak perempuan muda akhirnya mempraktekkan FGM karena mereka telah diindoktrinasi bahwa itu adalah hal yang benar untuk dilakukan.
Pada tanggal 15 Maret 2023, peserta magang mahasiswa PSSAT mengadakan sharing session yang dilaksanakan tiap minggu di Bangunan PAU. Putu Prisca Lusiani, mahasiswi pascasarjana Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM, secara sukarela menjadi pembicara pada sesi minggu ini, dengan tajuk “Indonesia’s Chairmanship in ASEAN 2023: What to Expect?” Ia menganggap topik yang diangkat relevan sebab Indonesia merupakan negara anggota ASEAN paling besar. Oleh karenanya, negara anggota lainnya berharap kepada Indonesia untuk dapat menyelesaikan pelbagai permasalahan yang terjadi selama beberapa dasawarsa belakangan, termasuk ketidakstabilan politik di Myanmar.
Pada tanggal 15 Maret 2023, peserta magang mahasiswa PSSAT mengadakan sharing session yang dilaksanakan tiap minggu di Bangunan PAU. Putu Prisca Lusiani, mahasiswi pascasarjana Departemen Hubungan Internasional Fisipol UGM, secara sukarela menjadi pembicara pada sesi minggu ini, dengan tajuk “Indonesia’s Chairmanship in ASEAN 2023: What to Expect?” Ia menganggap topik yang diangkat relevan sebab Indonesia merupakan negara anggota ASEAN paling besar. Oleh karenanya, negara anggota lainnya berharap kepada Indonesia untuk dapat menyelesaikan pelbagai permasalahan yang terjadi selama beberapa dasawarsa belakangan, termasuk ketidakstabilan politik di Myanmar.
Jumat lalu (3/3), mahasiswa magang PSSAT UGM melaksanakan agenda mingguan yang biasa disebut “sharing session”. Pengisi atau presenter pada sesi kali ini adalah Wiweko Rahadian Abyapta, mahasiswa jenjang S1 asal Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada. Dalam kesempatan kali ini, Wiweko menghadirkan topik berjudul “Sustainable Agriculture in the Philippines” yang dibahas dari perspektif kebijakan. Topik ini berhasil memenangkannya dalam kompetisi Best Policy Paper di ajang Young ASEAN Leaders Policy Initiative 2023 yang diadakan awal Februari kemarin.
Pada hari Senin (6/3/2023) salah seorang pemagang bernama Dyny Wahyu Seputri yang sedang menempuh pendidikan Master di jurusan American Studies, Universitas Gadjah Mada mempresentasikan riset tesisnya yang berjudul “Towards a Transnational View: Pencak Silat in the United States of America” dalam sebuah forum di kantor PSSAT. Forum tersebut merupakan Seachat ke-39 yang merupakan salah satu kegiatan intern di PSSAT. Pemateri memberikan gagasannya mengenai arah perkembangan bela diri Pencak Silat di Amerika Serikat.
Pada tanggal 9 Februari 2023, seorang intern, Yumna Amalia Maghfirah, menyampaikan gagasannya tentang industri Kontes Kecantikan Filipina dan bagaimana hal ini membantu diplomasi dan ekonomi negara itu sendiri, serta bagaimana orang Filipina mendukung kontes kecantikan. SEA CHAT #38 dihadiri oleh 13 intern Indonesia dan 3 internasional dari Myanmar dan Filipina.
Pembicara memulai presentasi dengan menjelaskan bagaimana kontes kecantikan muncul dari Yunani kuno dan abad ke-19 hingga abad ke-21 melalui pergeseran besar yang berbeda setiap tahunnya. Kemudian pada tahun 1950-an, ini berkembang sebagai dekolonisasi dan nasionalisme yang meningkat. Ketika kontes kecantikan menjadi contoh “wanita memberdayakan wanita”, dan dengan tujuan menggunakan femininitas untuk mewakili masalah dunia dan meningkatkan kesadaran akan budaya, Filipina juga menerapkan ini sebagai aspirasi nasional.
Jumat, (24/02/2023), seorang mahasiswi dari Myanmar mempresentasikan gagasannya mengenai “Refleksi Masa Kanak-Kanak” dalam sebuah forum bernama “sharing session” sebagai salah satu kegiatan magang di kantor PSSAT. Namanya adalah Phoo Wai Yan Myint, seorang mahasiswi internsional jurusan Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada dan ia membagikan gagasannya mengenai bagaimana pengalaman masa kecil dapat membentuk perilaku seseorang ketika dewasa. Forum ini dihadiri oleh sejumlah pemagang dari Indonesia dan empat pemagang internasional dari Myanmar dan Filipina.
Pada hari Kamis (26/01), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) menyambut tamu perwakilan dari National Cheng Chi University, Taiwan. Diwakili oleh Prof. Heng-Su, Ph.D dan Prof. Yao-Chueh Juan dan disambut oleh Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni, Drs. Muhadi Sugiono, M.A., Dr. phil. Vissia Itta Yulianto, Drs. Muh. Arif Rahman, M.Hum., Ph.D, dan jajaran staf serta pemagang di PSSAT, kunjungan ini menginisiasi kolaborasi akademik antara National Cheng Chi University (NCCU) dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).