Jumat lalu (3/3), mahasiswa magang PSSAT UGM melaksanakan agenda mingguan yang biasa disebut “sharing session”. Pengisi atau presenter pada sesi kali ini adalah Wiweko Rahadian Abyapta, mahasiswa jenjang S1 asal Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada. Dalam kesempatan kali ini, Wiweko menghadirkan topik berjudul “Sustainable Agriculture in the Philippines” yang dibahas dari perspektif kebijakan. Topik ini berhasil memenangkannya dalam kompetisi Best Policy Paper di ajang Young ASEAN Leaders Policy Initiative 2023 yang diadakan awal Februari kemarin.
Aktivitas Magang
Pada hari Senin (6/3/2023) salah seorang pemagang bernama Dyny Wahyu Seputri yang sedang menempuh pendidikan Master di jurusan American Studies, Universitas Gadjah Mada mempresentasikan riset tesisnya yang berjudul “Towards a Transnational View: Pencak Silat in the United States of America” dalam sebuah forum di kantor PSSAT. Forum tersebut merupakan Seachat ke-39 yang merupakan salah satu kegiatan intern di PSSAT. Pemateri memberikan gagasannya mengenai arah perkembangan bela diri Pencak Silat di Amerika Serikat.
Pada tanggal 9 Februari 2023, seorang intern, Yumna Amalia Maghfirah, menyampaikan gagasannya tentang industri Kontes Kecantikan Filipina dan bagaimana hal ini membantu diplomasi dan ekonomi negara itu sendiri, serta bagaimana orang Filipina mendukung kontes kecantikan. SEA CHAT #38 dihadiri oleh 13 intern Indonesia dan 3 internasional dari Myanmar dan Filipina.
Pembicara memulai presentasi dengan menjelaskan bagaimana kontes kecantikan muncul dari Yunani kuno dan abad ke-19 hingga abad ke-21 melalui pergeseran besar yang berbeda setiap tahunnya. Kemudian pada tahun 1950-an, ini berkembang sebagai dekolonisasi dan nasionalisme yang meningkat. Ketika kontes kecantikan menjadi contoh “wanita memberdayakan wanita”, dan dengan tujuan menggunakan femininitas untuk mewakili masalah dunia dan meningkatkan kesadaran akan budaya, Filipina juga menerapkan ini sebagai aspirasi nasional.
Jumat, (24/02/2023), seorang mahasiswi dari Myanmar mempresentasikan gagasannya mengenai “Refleksi Masa Kanak-Kanak” dalam sebuah forum bernama “sharing session” sebagai salah satu kegiatan magang di kantor PSSAT. Namanya adalah Phoo Wai Yan Myint, seorang mahasiswi internsional jurusan Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada dan ia membagikan gagasannya mengenai bagaimana pengalaman masa kecil dapat membentuk perilaku seseorang ketika dewasa. Forum ini dihadiri oleh sejumlah pemagang dari Indonesia dan empat pemagang internasional dari Myanmar dan Filipina.
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara menggelar kembali program Southeast Asian Chat (SEA CHAT) pada hari Selasa, 24 Januari 2023. SEA CHAT #37 dengan judul If I was the Director: Breaking the Eurocentric in Postcolonialism and Transnational of Film De Oost (The East) yang dipresentasikan oleh Syfa Amelia sebagai mahasiswa magang PSSAT UGM yang berasal dari program studi Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada.
Diskusi diawali dengan penjelasan secara singkat tentang alur dan sinopsis film De Oost (The East) yang dirilis pada tahun 2020 dan disutradarai oleh Jim Taihuttu. Syfa menjelaskan analisisnya tentang kritik sebagai masyarakat post-kolonial tentang film De Oost (The East) yang menggunakan white perspective dalam produksi film tersebut. Dari hasil analisis Syfa, film ini kurang sesuai dengan peristiwa nyata yang terjadi di masa lalu antara Indonesia dan Belanda. Menurutnya pula, dalam film ini cukup banyak adegan stereotyping yang terjadi antara penjajah Negeri Barat dan Eropa kepada Indonesia. Hal ini, menjadi topik yang menarik untuk dibahas dalam lingkup post-kolonialisme mengingat Indonesia adalah salah satu negara Asia tenggara yang pernah terjajah dan memiliki korelasi dengan film De Oost (The East) karena berlatar Indonesia.
Selasa (17/01), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) mengadakan forum diskusi akademik South East Asia Chat (SEACHAT) yang ke-36. Pada kesempatan kali ini, alumni Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Ilham Ramadhan D. Arifin, menyampaikan temuannya tentang komoditas gula era Hindia-Belanda di Pulau Karibia dan Jawa. Presentasi dimulai dengan penayangan video terkait perkembangan gula tebu era Hindia-Belanda, di mana gula menjadi komoditas utama global dari abad ke-17 hingga 19.
Dua pulau penghasil gula tebu terbesar di dunia, Karibia dan Jawa, mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang mana juga mendatangkan kolonialisme Eropa. Di tengah-tengah penjelasan tentang bagaimana produksi gula dapat menyebabkan kolonialisme, presenter menyajikan data perbandingan produksi kopi, tembakau, dan gula di Kuba dan Jawa pada tahun 1700-1900, yang menunjukkan bahwa produksi gula di kedua pulau tersebut jauh lebih tinggi daripada kopi dan tembakau.
Pada Jumat, 23 Desember 2022 lalu, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengadakan Southeast Asian Chat (SEACHAT) ke-35. Sesi kali ini diisi oleh Muhammad Izam Dwi Sukma, mahasiswa magang PSSAT UGM yang berasal dari Universitas Islam Indonesia, jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Dalam kesempatan ini, ia memaparkan risetnya yang berjudul “Reflecting the Role of Yang Di Pertuan Agong to Settle the Political Uncertainty After Malaysia 15th General Election.”
Demokrasi merupakan bentuk atau sistem pemerintahan yang dimana seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan perwakilan yang terpilih. Merujuk Dahl prinsip demokrasi tidak berubah tetapi berubah pada bagaimana mekanisme demokrasi di institusi pemerintahan berjalan. Adapun terdapat patologi demokrasi dimana terdapat bentuk pelaksanaan demokrasi yang menyimpang dimana demokrasi melahirkan diktator salah satunya seperti yang terjadi di Asia Tenggara. Praktik politik dinasti kemudian melanggengkan adanya demokrasi yang mengarah ke dictatorial ucap Muhammad Nailul dalam SEA CHAT seri ke 34. Muhammad Nailul merupakan mahasiswa intern di Pusat Studi asia tenggara yang pada sea chat kali ini membawa diskusi tentang diktaror dan politik dinasti serta peran media dalam politisasi sejarah.