Demokrasi merupakan bentuk atau sistem pemerintahan yang dimana seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan perwakilan yang terpilih. Merujuk Dahl prinsip demokrasi tidak berubah tetapi berubah pada bagaimana mekanisme demokrasi di institusi pemerintahan berjalan. Adapun terdapat patologi demokrasi dimana terdapat bentuk pelaksanaan demokrasi yang menyimpang dimana demokrasi melahirkan diktator salah satunya seperti yang terjadi di Asia Tenggara. Praktik politik dinasti kemudian melanggengkan adanya demokrasi yang mengarah ke dictatorial ucap Muhammad Nailul dalam SEA CHAT seri ke 34. Muhammad Nailul merupakan mahasiswa intern di Pusat Studi asia tenggara yang pada sea chat kali ini membawa diskusi tentang diktaror dan politik dinasti serta peran media dalam politisasi sejarah.
SEA Chat_ind
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan panel diskusi pada hari Jumat, 25 November 2022. Diskusi ini merupakan salah satu program rutin, yaitu SEA CHAT #33 yang diselenggarakan setiap bulan oleh CESSAS untuk membahas mengenai topik dan berita terkini di negara – negara di Asia Tenggara. Pada sesi diskusi kali ini, terdapat dua mahasiswa program internship yang berasal dari MGIMO University. Pada sesi ini diskusi dibuka dengan presentasi pertama oleh Tatiana Putcniakova dengan materi yang berjudul “Cultural Diplomacy between Russia and Indonesia”, kemudian dilanjutkan presentasi kedua dengan materi berjudul “The Position of Indonesia in ASEAN in the Upcoming Years” oleh Lia Korotkova.
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada (PSSAT UGM) kembali menyelenggarakan SEA CHAT #33 secara daring melalui Zoom meeting dengan dua sesi. Panel diskusi ini diisi oleh empat mahasiswa dari Moscow State Institute of International Relations (MGIMO). Masing-masing mahasiswa memaparkan materi tentang Indonesia terkait isu sosial politik.
Gleb Darchenkov sebagai panelis pertama memaparkan materi yang berjudul “Information Technology in Modern ASEAN”. Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan tentang proses perkembangan ekonomi digital Indonesia, pertemuan antara teknologi informasi dengan kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia, serta persepsi teknologi informasi dari masyarakat Indonesia. Gleb juga menegaskan demografi Indonesia sebagai negara terbesar dengan pengeluaran gawai terbesar se Asia Tenggara, dan menduduki posisi keempat negara dengan pasar gawai terbesar di dunia. Hal ini membuat Indonesia dibanjiri oleh persaingan yang ketat antar e-Commerce dan teknologi finansial di era digital ini.
Pada hari Selasa (26/10), the Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada (CESASS UGM) telah melanjutkan kegiatan Southeast Asian Chat (SEA Chat), sebuah diskusi yang membicarakan isu sosial yang terjadi di Asia Tenggara. Untuk pembicaranya, SEA Chat ke-32 ini menghadirkan Lyska Coyoga, seorang mahasiswa magang dari Universitas Negeri Yogyakarta, jurusan pendidikan geografi. Coyoga menyajikan penelitiannya yang berjudul “Migrasi Rohingya dari Myanmar ke Aceh: Isu dan Perkembangan Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, Aceh.”
Pada Rabu (22/09), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah mada (PSSAT UGM) kembali menyelenggarakan Southeast Asian Chat (SEA Chat), sebuah agenda diskusi yang membahas isu sosial yang terjadi di Asia Tenggara. Dalam SEA Chat ke-31 ini, PSSAT UGM menghadirkan Vu Duc Hoa, mahasiswa ASEAN Master in Sustainability Management dari UGM. Hoa memaparkan penelitiannya yang berjudul “Corporate Social Responsibility in Vietnam: Case of Domestic Leading Pharmaceutical Companies.”
Hoa memulai pemaparan materinya dengan menjelaskan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai komitmen mendasar bagi perusahaan untuk memberi kembali dan berkontribusi kepada masyarakat untuk kebaikan. Ia menyatakan bahwa CSR penting di Vietnam, karena Vietnam merupakan salah satu dari 17 negara dengan pertumbuhan industri farmasi tertinggi, yang dikenal sebagai pharmerging country. Dalam penelitian ini, Hoa memilih 8 dari 180 pabrik farmasi sebagai sample objek analisis implementasi CSR di Vietnam. Untuk menganalisis permasalahan tersebut, ia menggunakan empat pilar dalam CSR: Economic Responsibility, Legal Responsibility, Ethical Responsibility, dan Philanthropic Responsibility.
Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada mengadakan diskusi panel bertajuk SEA CHAT #30 yang dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2022. Secara umum, CESASS UGM memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial, ekonomi, politik, dan budaya di kawasan Asia Tenggara. seperti yang tertuang dalam diskusi panel. ini. Pada SEA CHAT #30, pembicara akan dibawakan oleh Sodya Yadyaunnajabah dari UPN “Veteran Yogyakarta” jurusan Manajemen Bencana, dan sesi kedua oleh Fadel Ikram dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sosiologi.
Pada hari Jumat (26/08), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada (PSSAT UGM) menyelenggarakan the Southeast Asian Chat (SEA CHAT). Ini merupakan SEA CHAT ke-29 setelah beberapa bulan agenda ini ditunda akibat adanya pandemi Covid-19. Agenda ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh PSSAT UGM untuk berdiskusi mengenai negara-negara di Asia Tenggara terkait isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Presentasi dan diskusi ini disampaikan oleh M Dwiki Mahendra, seorang mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang juga sedang magang di PSSAT UGM.
Pada (11/2), SEA Chat#28 diselenggarakan oleh PSSAT UGM secara daring dengan mengundang dua pembicara. Pembicara pertama adalah William Halloran dari Western Sydney University, Australia. Halloran memaparkan materinya mengenai “Labour Rights, Laws, and Abuses in Indonesia”. Dalam sesi ini, isu yang dibahas Halloran meliputi tiga hal. Pertama, dampak pandemi Covid-19 terhadap industri di Indonesia, khususnya sektor kesehatan yang berkaitan dengan hak pekerja kesehatan. Kedua, kontroversi OMNIBUS LAW. Ketiga, masalah mengenai hak pekerja dan kebijakan Indonesia yang akan dihadapi Indonesia di masa depan. Halloran menyimpulkan bahwa situasi pandemi ini telah membuktikan bahwa sebuah negara tidak bisa berfungsi tanpa kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu, melindungi pekerja yang paling rentan akan memberi jaminan masa depan untuk semua orang, sehingga semua pihak termasuk pemerintah, pebisnis, dan institusi tidak bisa menjadikan kasus Covid-19 sebagai alasan untuk melepas hak-hak pekerja.
Sampah global diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,40 miliar ton pada tahun yang sama, sistem pengelolaan sampah menjadi masalah yang paling mengkhawatirkan terutama di Indonesia yang sudah berjuang untuk menangani tingkat sampah saat ini. Center for Southeast Asian Studies (CESASS) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (9/6-2021) menyelenggarakan SEA CHAT #27 dengan topik “Swimming in Plastic: An Examination into Indonesia’s Waste Management System”. Diskusi dilakukan oleh Mingming Alice Sun, Mahasiswa tahun kedua dari Ilmu Politik dan Hubungan Internasional & Antropologi dan Sosiologi dari University of Western Australia.
Sebagai wilayah yang sedang bertumbuh pesat dari berbagai bidang, Asia Tenggara ternyata memiliki kesamaan dengan Amerika Latin. 2 wilayah ini berbagi kesamaan latar belakang sejarah dengan kolonialisme, pluralisme budaya, dan spiritualismenya. Pusat Studi Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar SEA CHAT #22 “Regional Literature Between SEA and Latin America, What Makes the Differences?” oleh Gladhys Elliona Syahutari. Diskusi seputar perkembangan literatur antar 2 wilayah pada Jumat (28/02/2020) di Perpusatakaan PSSAT ini dihadiri oleh umum dan mahasiswa magang dari Singapura, Belgia, dan Filipina.