Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada berhasil menggelar program SEA Chat di Perpustakaan PSSAT (28/8) lalu. Menariknya, acara kali ini secara khusus diikuti oleh siswa-siswi dan guru SMP Tumbuh, Yogyakarta. SMP Tumbuh merupakan sekolah menegah pertama yang terkenal karena mengusung inklusivitas dalam proses pembelajarannya. SMP yang inklusif dimaksudkan untuk menerima segala macam keberagaman mulai dari agama, kepercayaan, etnis, latar belakang ekonomi, hingga kemampuan mental.
Acara yang berlangsung dari pukul 13.00-15.00 WIB dimulai dengan sambutan dari Dr.phil.Vissia Ita Yulianto selaku perwakilan dari PSSAT, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Sri, M.A. sebagai perwakilan dari SMP Tumbuh. Acara disambung dengan pengenalan singkat tentang PSSAT dari Aditya Indra Nugraha, S.Ant. dan diskusi bertajuk “Mengenal Asia Tenggara dan Dinamikanya” dengan pemantik Gharin Putra Yanotama, S.IP.
Acara diskusi berlangsung dengan menarik. Dengan menggunakan bahasa Indonesia atau Inggris para siswa dari SMP Tumbuh terlihat antusias untuk mengajukan berbagai pertanyaan mulai dari sejarah hingga kasus kebakaran hutan di ASEAN. Kunjungan SMP Tumbuh sendiri sudah dirancang sejak awal oleh guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Menurut Sri, M.A. yang merupakan guru IPS kelas delapan kunjungan siswa-siswa SMP Tumbuh ke PSSAT ditujukan untuk memberi pemahaman yang lebih tentang ASEAN, “Dengan kunjungan ini, saya berharap anak-anak tidak hanya menghafal materi tentang ASEAN tapi mampu memahami ASEAN”, ujar Sri kepada Tim PSSAT.
Selepas diskusi selesai pada pukul 14.30, para siswa SMP Tumbuh melanjutkan kegiatan dengan mewawancarai staff-staff PSSAT. Kegiatan wawancara dilakukan di lobi dan di dalam kantor PSSAT. Dalam proses tanya jawab tersebut, para siswa kerap mengajukan pertanyaan tentang ASEAN ataupun hal-hal terkait dunia perkuliahan. Pasca sesi wawancara siswa, guru, dan staff dari SMP Tunas dan PSSAT mengakhiri acara dengan berfoto bersama di depan kantor PSSAT. (Venda)