Setelah bekerja keras sejak bulan Agustus – November untuk merealisasikan program World Class Professor (WCP) Kemenristekdikti, konsorsium Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada, Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP/CoRem) Universitas Diponegoro, serta Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala menyelenggarakan seminar hasil penelitian bertema “Ecological Communication on Maritime Disaster Management in Southeast Asia” di Fakultas Teknik, Universitas Mataram (15/12/2017).
Dalam seminar tersebut, terdapat dua panel yang terdiri dari enam topik penelitian yang akan dipresentasikan oleh tim peneliti dari konsorsium ini. Berbagai topik penelitian yang dipaparkan dalam panel pertama antara lain, “The Importance of Integrated Research in Disaster Risk Reduction” oleh Kepala TDMRC Unsyiah, Dr. Khairul Munadi, “Coastal Geo-hazard at Semarang and Demak, Central Java” oleh Kepala CoRem Undip, Dr. Muhammad Helmi, dan “Ecological Communication: Social Adaptation to Maritime Disasters in Indonesia” oleh Kepala PSSAT UGM, Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni. Dalam panel kedua, berbagai penelitian yang dibahas antara lain, “Study of Earthquake Hazard and Its Mitigation in Northern Sumatra” oleh Dr.Muksin Umar (TDMRC, Unsyiah), “The Effect of ENSO on the Variability of SST and Chlorophyll-a in the Maluku Sea” oleh Dr.Sc. Anindya Wirasatriya, dan “Waste as an Environmental Disaster: Socio-Religious Practices at the South Coast of Java” oleh Dr.phil.Vissia Ita Yulianto.
Seminar hasil ini dihadiri oleh kalangan civitas akademika Universitas Mataram dan praktisi yang memiliki ketertarikan dalam isu lingkungan dan bencana maritim. Berbagai penelitian tersebut akan dipublikasikan melalui jurnal-jurnal ilmiah internasional. Dengan demikian, tujuan program WCP sebagai sarana untuk mendukung kapasitas akademisi dan meningkatkan publikasi internasional telah tercapai. Program WCP juga tidak hanya membuka kesempatan untuk bertemunya para akademisi dan institusi di tanah air, tetapi juga potensi kerjasama dengan akademisi dan institusi dari luar negeri. (Meike)