Konsep penginderaan jauh (remote sensing) sangat melekat dengan bidang ilmu eksakta, terutama ilmu Geografi dan ilmu Geologi. Namun,bagaimana jika remote sensing justru diaplikasikan pada ilmu sosial?
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM mengadakan workshop dengan tema “Geographical Information System Application on Social Sciences” bersama Prof. Magaly Koch, Ph.D dari Center for Remote Sensing, Boston University, Amerika Serikat yang diadakan di Ruang Indonesia, PSSAT UGM (6/11/2017). Workshop ini merupakan bagian dari program World Class Professor (WCP) Kemenristekdikti yang dilaksanakan oleh konsorsium PSSAT UGM, Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) Universitas Diponegoro, dan Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana, Universitas Syiah Kuala. Prof. Magaly sendiri merupakan visiting professor di PKMBRP Universitas Diponegoro.
Workshop yang berlangsung dari pukul 08.30-15.00 WIB ini bertujuan untuk menyediakan pemahaman teknik penginderaan jarak jauh dan Geographical Information System (GIS) bagi peneliti ilmu sosial. Teknik penginderaan jarak jauh dapat membantu peneliti ilmu sosial dalam memetakan perencanaan wilayah yang hasilnya dapat digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas yang diperlukan. Para peserta workshop juga cukup beragam. Meskipun awalnya diperuntukkan bagi para peneliti ilmu sosial, tetapi animo para peneliti dari ilmu eksakta tetap kuat. Selain itu, walaupun workshop ini memiliki batasan peserta, namun komposisi peserta cukup beragam dari kampus-kampus yang ada di Yogyakarta.
Dalam workshop ini, Prof. Magaly mengajak para peserta untuk menggunakan QGIS dalam menganalisa daerah di California secara digital. Mereka kemudian diajarkan untuk mengklasifikasikan citra-citra dari Landsat untuk menghasilkan pemetaan tanah. Praktik ini diharapkan dapat menyediakan pemahaman mengenai klasifikasi tanah, menunjukkan bagaimana memperoleh citra tanah, dan menyediakan langkah-langkah untuk menganalisa serta mengklasifikasi citra tanah. (MLK)