Dalam laporan yang berjudul Streaming the Tide: Land-based strategies for a plastic-free ocean yang diterbitkan oleh McKinsey Center for Business and Environment dan Ocean Conservancy, Indonesia, Cina, Filipina, Thailand, dan Vietnam adalah lima negara yang membuang lebih banyak plastik ke lautan daripada gabungan sampah yang dibuang ke lautan oleh gabungan seluruh dunia. Di lima negara ini, sampah sering menyumbat saluran air di kota-kota, meningkatkan risiko banjir, atau tersapu oleh angin dan dibuan kelaut hingga menyumbang sampai dengan 60 persen sampah plastik ke lautan. Negara-negara ini baru-baru mendapat manfaat dari peningkatan PDB yang signifikan, pengurangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup. Namun, peningkatan kekuatan ekonomi juga telah menghasilkan ledakan permintaan akan produk-produk konsumsi yang belum dipenuhi dengan infrastruktur pengelolaan limbah yang sepadan.
Menyikapi hal ini, beberapa tahun belakangan, negara-negara Asia Tenggara telah melakukan langkah-langkah untuk meminimalisasi penggunaan plastik sekali pakai. Misalnya, jaringan restoran KFC, McDonalds, dan Burger King di Indonesia, Malaysia dan Singapura yang mulai menghentikan penggunaan sedotan plastik di restoran mereka. Di Filipina, McDonalds mengadakan progam “No Straw Friday” sebagai suatu langkah untuk meminimalisasi penggunaan sedotan plastik sehari-hari.
Banyak pula toko-toko, baik toko fisik dan toko online menerapkan pembungkusan produk yang dibeli tidak menggunakan plastik, di Indonesia, hal ini telah diterapkan oleh Cleanomic dan The Body Shop. Bahkan, toko swalayan di Indonesia telah menyarankan para pelanggannya untuk membeli tas kanvas sebagai pengganti kantong belanja.
Per 1 Maret 2019, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) resmi mengenakan biaya penggunaan kantong plastik belanja di ritel-ritel modern kepada konsumen. Hingga kini ada sekitar 40.000 ritel di Indonesia yang masuk dan menjadi anggota Aprindo. Begitu pula dengan beberapa toko-toko di Indonesia yang telah berhenti menyediakan packaging plastik dan styrofoam untuk membungkus makanan, melainkan mewajibkan para konsumennya untuk membawa kotak atau kantong makanan sendiri, salah satu contohnya adalah Kebun Roti di Yogyakarta. Bahkan, di Ubud, Bali, Bintang Supermarket sudah tidak menggunakan plastik untuk membungkus sayur-sayuran, seperti terong, kangkong, asparagus. Kini, Bintang Supermarket telah menggunakan daun pisang dan tali bambu untuk membungkus sayur-sayuran tersebut. Yang lebih menarik lagi, di Bali, sebuah penjual waffle vegan dengan merk Bruxel, menggunakan kemasan yang dapat dimakan sebagai pembungkusnya, untuk menggantikan plastik pembungkus makanan yang biasa digunakan. Kemasan yang dapat dimakan ini terbuat dari rumput laut dan tentu saja aman untuk dimakan.
Pemerintah Kota Surabaya, Indonesia pun memiliki inisiatif yang menarik untuk mengurangi sampah plastik, yaitu dengan program “Tukar Sampah Botol Plastikmu Buat Naik Suroboyo Bus”. Untuk dapat menaiki Suroboyo Bus, warga harus menukarkan salah satu di antara tiga botol besar, lima botol tanggung, atau 10 gelas air mineral untuk satu stiker, yang mana satu stiker berlaku untuk dua jam. Tri Rismaharini, Walikota Surabaya yang menjabat saat ini, berharap sistem pembayaran tersebut bisa mengurangi jumlah sampah di Surabaya. Sampah plastik tersebut akan diolah dengan baik sehingga bisa bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan Indonesia dapat mengurangi 70 persen sampah plastik di laut hingga 2025 nanti. Target itu diklaim bisa tercapai jika semua elemen bangsa ini secara aktif mau beraksi secara nyata untuk membudayakan Gerakan Indonesia Bersih (GIB) dalam praktik rutinitas harian. Gerakan Indonesia Bersih adalah gerakan kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, swasta dan berbagai pihak demi mewujudkan Indonesia bebas sampah. Gerakan ini mencakup beberapa hal, antara lain peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja, dan komunitas, Gerakan Indonesia Bersih ini telah diimplementasikan di kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, salah satunya dengan kegiatan bersih-bersih pantai, salah satunya di Pantai Kuta, yang menjadi salah satu destinasi favorit turis domestik maupun mancanegara di Bali. Gerakan Indonesia Bersih ini juga diharapkan dapat memupuk kesadaran masyarakat untuk dapat membuang sampah pada tempatnya dan berpartisipasi menjaga lingkungannya.
Menurut para ahli, mengurangi penggunaan sedotan plastik atau bahkan menghentikan penggunaan sedotan plastik ini mungkin tidak banyak membendung polusi. Masalah sebenarnya terletak pada buruknya sistem pengelolaan limbah di negara-negara. Hal ini dikarenakan sedotan plastik hanyalah satu dari banyak hal yang mencemari lingkungan laut. Gerakan anti sedotan plastik telah berdampak besar dalam menciptakan kesadaran di benak konsumen tentang dampak negatif terhadap lingkungan yang dihasilkan oleh penggunaan plastik sekali pakai, dan bukan hanya sedotan plastik. Tentu saja, semua ini hanyalah awal. Jack Buffington, professor dari University of Denver dan ahli dalam rantai pasokan dan ilmu material, mengatakan bahwa menyingkirkan sedotan dan plastik sekali pakai lainnya, mendaur ulang, serta mengurangi tindakan konsumerisme kita adalah upaya mulia, namun juga tetap diperlukan suatu desain ulang yang mendasar untuk mengatasi limbah plastik. Negara-negara berkembang di Asia, pada akhirnya akan membutuhkan lebih banyak tempat pembuangan sampah modern, incinerator, dan program daur ulang swadaya.
Tak hanya langkah-langkah pengurangan sampah plastik yang marak digalakkan oleh beberapa negara di Asia Tenggara, guna mengurangi jumlah sampah, telah banyak kalangan di negara-negara Asia Tenggara mengikuti campaign gerakan Zero Waste. Zero Waste adalah suatu tindakan atau kebiasaan seseorang bersikap ramah lingkungan dengan cara selalu menghindari segala sesuatu yang menimbulkan sampah atau limbah, baik itu sampah makanan, plastik, pakaian, dan lain-lain.
GAP Filipina pada September 2018 mengadakan program donasi jeans lama yang dapat ditukarkan dengan voucher senilai 500 peso untuk membeli jeans yang baru. Jeans lama yang terkumpul kemudian akan didonasikan ke Zero Waste Recycling Movement of the Philippines Foundation. Selain itu, guna menyelamatkan makanan berlebih yang tidak termakan, di Malaysia, terkenal suatu gerakan yang dinamakan The Lost Food Project, sebuah bank makanan yang menyelamatkan makanan berkualitas dan bergizi yang berlebih yang jika tidak dimakan akan berakir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). The Lost Food Project akan mendistribusikan kembali makanan ini kepada mereka yang membutuhkan. Tim sukarelawan The Lost Food Project bekerja sama dengan distributor dan pemasok makanan, menyelamatkan berton-ton kelebhan makanan setiap minggu dan memberikannya kepada mereka yang membutuhkan. Sejak diluncurkan pada bulan April 2016, The Lost Food Project telah mampu menyelamatkan cukup banyak makanan berlebih untuk menyediakan hampir 2 juta makanan bagi orang-orang yang membutuhkan dan mencegah lebih dari 1 juta kilogram emisi karbon memasuki atmosfer. Di negara-negara Asia Tenggara, telah banyak aksi-aksi yang dilakukan untuk memperkenalkan zero waste ini, seperti adanya movie screening untuk mempelajari zero waste, penandatanganan Zero Waste Aspiration pada Civil Society Forum 2018 yang ditandatangani oleh partisipan dari 32 kota di 15 Provinsi di Indonesia, workshop dan kuliah umum tentang zero waste management, serta berbagai campaign di sosial media.
—
Reference:
Buffington, J. (2019, February 13). Commentary: Why recycling, less single-use plastics are not the answers to our plastic scourge. Retrieved June 4, 2019, from https://www.channelnewsasia.com/news/commentary/recycling-less-single-use-plastics-not-answer-to-global-crisis-11222502
Komang Erviani, Ni. (2019, April 29). Bali supermarket ditches plastic packaging for banana leaves. Retrieved June 4, 2019, from https://www.thejakartapost.com/life/2019/04/29/bali-supermarket-ditches-plastic-packaging-for-banana-leaves.html
Lingga, Murti Ali. (2019, February 28). Kantong Plastik Berbayar di Ritel Modern, Berapa Harganya? Retrieved June 3, 2019, from https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/28/224700626/kantong-plastik-berbayar-di-ritel-modern-berapa-harganya-
Mahmud, A. H. (2018, July 25). Skipping plastic straws might not do much to stop marine pollution, experts say. Retrieved June 3, 2019, from https://www.channelnewsasia.com/news/singapore/skipping-plastic-straws-might-not-stop-marine-pollution-10555340
Tanakasempipat, P. (2018, June 06). Southeast Asia’s plastic ‘addiction’ blights world’s oceans. Retrieved June 4, 2019, from https://www.reuters.com/article/us-environment-day-plastic/southeast-asias-plastic-addiction-blights-worlds-oceans-idUSKCN1J10LM
—
Artikel ini ditulis oleh Rahma Safira S., mahasiswa Sarjana Hukum di Universitas Gadjah Mada, ketika magang di Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT).
—
Photo by Bas Emmen on Unsplash