• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
    • Perpustakaan
  • Penelitian
    • Penelitian
    • Kluster
  • Program
    • MMAT (SUMMER COURSE)
      • Summer Course 2021
      • Summer Course 2022
      • Summer Course 2023
      • PROGRAM SUMMER COURSE MMAT 2024 SOCIAL TRANSFORMATION IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA
    • ASEAN Day
    • Symposium on Social Science (SOSS)
      • Symposium on Social Science 2018
      • Symposium on Social Science 2020
    • SEA MCA
    • SEA Talk
    • CESASS TALK (Forum Diskusi)
    • SEA Chat
    • SEA Movie
    • Magang
      • MAGANG DOMESTIK
      • Aktivitas Magang
      • Essay Magang
    • Workshop Kominfo
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Prosiding
  • Esai Akademik
    • Ekonomi & Kesejahteraan Sosial
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Media dan Komunikasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Hubungan Internasional
    • Sejarah dan Budaya
    • Panduan Artikel
  • Beranda
  • 2018
  • page. 2
Arsip:

2018

51 Tahun ASEAN: Pertanyaan untuk Sistem Hak Asasi Manusia

Esai AkademikPolitik dan Hubungan Internasional Rabu, 8 Agustus 2018

Krisis di Negara Bagian Rakhine sudah ada sejak lama. Sejak 1962, selama rezim militer, kekerasan atas nama etnis dan agama telah terjadi dan menyebabkan tragedi yang menyedihkan di Negara Bagian Rakhine, Myanmar. Sekitar 2.000 orang telah terbunuh dan lebih dari 140.000, kira-kira, menjadi tunawisma. Karena itu, pemerintah Myanmar telah melanggar Hak Asasi Manusia terhadap Rohingya. (Lembaga Hak Asasi Manusia)

Baru-baru ini, menurut Badan Pengungsi PBB, lebih dari 650.000 pengungsi Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh sejak akhir Agustus tahun 2017 untuk menghindari kekerasan dan penganiayaan di Myanmar. Sebelumnya, Misi Pencari Fakta PBB menunjukkan bahwa sekitar 1,3 juta orang telah pindah ke perbatasan Bangladesh. Pengungsi Rohingya yang lain sedang mencoba untuk pindah ke negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia. (PBB, 2018) read more

[SEA Chat #9] Mentransformasikan Tubuh dan Ruang: Motion, Movement, Momentum

AktivitasSEA Chat_ind Jumat, 20 Juli 2018

Pada hari Jumat (19/7/18), Zachary Frial, Annemarie DiCamillo (mahasiswa dan mahasiswi Georgetown University di Washington, D.C., Amerika Serikat & USINDO) dan Pemetik Buah Khuldi hadir di AOA Resto & Creative Space untuk memberikan materi tentang Trans-Forming Body and Space: Motion, Movement, Momentum dalam SEA Chat #9 .

Sebelum memulai presentasinya, Frial, DiCamillo, dan Pemetik Buah Khuldi memutarkan film karya mereka sendiri yang menceritakan tentang ekspresi gender setiap individu yang unik. Dalam sesi diskusi, ketiga pemateri dan para hadirin membahas tentang bagaimana di tempat-tempat (dalam kasus ini adalah kota dan negara) yang berbeda, toleransi masyarakat terhadap ekspresi gender yang tidak normatif pun berbeda. read more

[SEA Gate 2018] Faculty of Liberal Arts Thammasat University & College of Innovation Thammasat University

AktivitasSEA Gate_ind Sabtu, 23 Juni 2018

Pada Jumat (22/06/18), mahasiswa-mahasiswa Faculty of Liberal Arts Thammasat University tiba di Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada untuk program SEA Gate 2018 hingga tiga bulan ke depan. Pembukaan program SEA Gate 2018 diadakan di Perpustakaan PSSAT UGM, dibuka oleh Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni selaku direktur PSSAT UGM dan Dr. Hamam Supriyadi selaku dosen ASEAN Studies, Thammasat University.

Dalam sambutannya, Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni bersama dengan Aditya Indra Nugraha, S.Ant. selaku Manajer Program SEA Gate 2018, menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat semakin memperat hubungan antara PSSAT UGM dan Thammasat University yang telah lama berkolaborasi dalam dua program: SEA-GATE dan Visiting Program. read more

Mitigasi Perubahan Iklim di ASEAN: Dapatkah Solusi Ditemukan dalam Game Theory Model?

Ekonomi & Kesejahteraan SosialEsai Akademik Minggu, 3 Juni 2018

Sementara istilah ‘perubahan iklim’ dan ‘pemanasan global’ sekarang sering terdengar di sejumlah konteks, apakah itu di lingkungan profesional, ruang kelas, atau di umpan berita Facebook Anda, kadang-kadang sulit untuk memahami mengapa gagasan tersebut sangat memprihatinkan – oportunis mungkin hanya melihat perubahan ini sebagai alasan untuk memamerkan kaos favorit mereka selama beberapa hari lagi dalam setahun. Namun, konsekuensi dari perubahan iklim jauh melampaui jaket yang mengumpulkan lebih banyak debu di lemari pakaian Anda. Perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan planet diantisipasi untuk memicu tantangan dalam kondisi sosial, ekonomi, dan politik di seluruh dunia, terutama di kawasan ASEAN. Mengingat hal ini, seperti yang disarankan oleh model teori permainan sederhana, kolaborasi mitra di ASEAN, meskipun tidak selalu dianggap sebagai jalur termudah dan paling menguntungkan dalam jangka pendek, pada akhirnya akan menjadi pendekatan yang paling memuaskan, dan akan memainkan peran penting. dalam memanfaatkan stabilitas dan kemakmuran regional di masa depan. read more

[SEA Chat #8] Relasi Pendidikan antara Australia dan Indonesia

AktivitasSEA Chat_ind Sabtu, 19 Mei 2018

Pada hari Jumat (25/5/18), Miranda Traeger, seorang mahasiswa Fakultas Hukum di The University of Adelaide Australia, memaparkan pandangannya tentang sistem pendidikan di Australia dan Indonesia di diskusi bulanan SEA Chat #8.

Dalam suasana diskusi yang hangat di Perpustakaan PSSAT UGM, Miranda memulai presentasinya dengan bertanya pada semua partisipan tentang ketertarikan akademik maupun personal mereka terhadap Asia Tenggara. Kemudian, dia mengajak para partisipan untuk fokus kepada isu-isu pendidikan, khususnya perbandingan sistem pendidikan Indonesia dan Australia. Perbandingan sistem ini dilakukan secara umum dan juga dalam tataran praktis. Diskusi berlangsung aktif, beberapa partisipan yang pernah baik tinggal maupun menempuh Pendidikan di Australia pun ikut urun rembuk membahas perbedaan metode pengajaran di Australia dan Indonesia. read more

[SEA Talk #21] Kekuatan Perusahaan dan Tata Kelola Global: Penambang Australia di Indonesia

AktivitasSEA Talk_ind Sabtu, 12 Mei 2018

Pada hari Jumat (11/5/18), SEA Talk #21 dilaksanakan dengan tema “Corporate Power and Global Governance: Australian Miners in Indonesia. Pembicara pada kegiatan ini adalah Lian Sinclair dari Murdoch University Australia. Topik yang diangkat pada SEA Talk #21 terkait dengan kerja lapangannya yang meneliti tentang perusahaan tambang asal Australia yang beroperasi di Kulonprogo, Kutai Barat, dan Halmahera Utara.

Lian memaparkan hipotesisnya bahwa perusahaan-perusahaan tambang cenderung diuntungkan oleh sistem tata kelola global (PBB, WTO, dan lain sebagainya) saat terjadi konflik dengan warga setempat. Salah satu strategi yang diterapkan guna menyelesaikan konflik adalah melalui CSR (Corporate Social Responsibility). CSR membantu perusaahan untuk meredakan konflik karena warga setempat dilibatkan dalam proses manajemen perusahaan. Akan tetapi, masih banyak konflik yang terjadi karena lokalitas permasalahan dari setiap konflik. read more

[SEA Talk #20] Ketahanan Masyarakat Terhadap Bencana Maritim di Indonesia

AktivitasSEA Talk_ind Sabtu, 17 Maret 2018

Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat rawan terhadap bencana alam, dianggap membutuhkan sosialisasi untuk menanganinya. Bahkan, tidak semua lapisan masyarakat di negara ini mampu menerima sosialisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Karena itu, PSSAT UGM mengadakan diskusi bertajuk “Community Resilience on Maritime Disaster in Indonesia” dengan Dr. Rahman Hidayat, asisten deputi Infrastruktur Pelayaran, Perikanan dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Dr. Widjo Kongko di Perpustakaan PSSAT UGM (16/03/18). Diskusi di sore hari ini juga dihadiri oleh Prof. Dr Judith Schlehe, Profesor Antropologi Sosial dan Budaya di Universitas Freiburg, Jerman, beberapa peneliti dari PSSAT, dan akademisi. read more

[SEA Talk # 19] Limbah, Pandangan Dunia, dan Moralitas: Suatu Pendekatan Inklusif

AktivitasSEA Talk_ind Sabtu, 10 Maret 2018

Sebagai salah satu bentuk kerja sama antara PSSAT UGM dengan Universitas Freiburg, Prof. Dr. Judith Schlehe ditemani oleh peneliti dari PSSAT UGM Dr. Vissia Ita Yulianto membagikan ilmu mereka dalam bentuk workshop (08/03/18). Workshop yang diadakan di Ruang Indonesia Perpustakaan PSSAT UGM ini mengusung topik mengenai pengelolaan sampah yang masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Hal ini tentu sangat berpengaruh dengan stabilitas, termasuk stabilitas ekosistem bawah laut. Maka dari itu, penelitian ini mengambil studi kasus penelitian di wilayah maritim selatan di Yogyakarta yang termasuk bagian dari Kabupaten Gunung Kidul dengan judul “Waste, Worldview, Morality: An Inclusive Approach”. read more

[DISKUSI] Ilmu Sosial: Peran dan Tantangannya

Aktivitas Selasa, 20 Februari 2018

Ilmu sosial memiliki posisi dan kekuatan yang sentral untuk memahami masalah sosial, mengatur birokrasi, mengatur ekonomi, mengatur kebijakan dan komunikasi publik dalam mendukung kehidupan masyarakat baik di daerah maupun global. Masalah ketidakseimbangan sosial, multikulturalisme, religiusitas, intoleransi rasial, marginalitas, politik praktis, perdagangan manusia, hubungan kekuatan regional dan global, pekerja migran, dan aspek sosial dari bencana membutuhkan akademisi sosial-humaniora yang jelas untuk memahami dan memberikan arahan kepada pembuat kebijakan (dikutip dari Kerangka Acuan Kegiatan).
Masalahnya, Indonesia sebagai negara berkembang masih sangat membutuhkan pertolongan dari para ahli dan ilmuwan untuk melakukan pembangunan, terutama di bidang infrastruktur fisik, yang dinilai lebih mampu memberikan kontribusi praktis bagi masyarakat. Tanpa disadari, pemerintah membutuhkan pembangunan dalam bentuk fisik dan mengabaikan infrastruktur sosial. Dengan demikian, semakin hari, ilmu sosial nampaknya semakin tidak diperhatikan. Ini menunjukkan bahwa pemerintah belum melihat lebih jauh kontribusi riset berbasis ilmu sosial-humaniora.
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, yang didukung oleh Kemristekdikti, sebagai Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang sosial mempertanyakan pengabaian ilmu sosial ini. Dengan demikian, PSSAT mengundang ilmuwan sosial untuk membahas disiplin mereka sendiri dan bahkan melewati batas disiplin mereka untuk menghadiri Diskusi Seri II dalam bentuk bincang-bincang yang bertajuk “Ilmu Sosial: Peran dan Tantangannya” (13/02/2018). Prof. Sjafri Sairin & Prof. Djoko Suryo, kepala PSSAT, Dr. Phil Hermin Indah Wahyuni, bersama dengan peneliti lain dari PSSAT yaitu Muhadi Sugiono, M.A., Dr. Phil. Vissia Ita Yulianto, Putu Yogi Paramitha, M.H., Fatkurrohman, M.Si, dan dua mahasiswa program doktor Departemen Kebijakan Publik dan Manajemen UGM membahas peran dan tantangan ilmu sosial di era ini. read more

Perlindungan Hukum Transgender di Indonesia dan Thailand

Esai AkademikHukum dan Hak Asasi Manusia Selasa, 13 Februari 2018

Istilah ‘transgender’ mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Transgender yang dimaksud dalam artikel ini berarti orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan gender yang mereka miliki ketika lahir, baik dari wanita ke pria, maupun sebaliknya.

Asia Tenggara merupakan satu kawasan di mana agama menjadi faktor yang paling diperhitungkan, sehingga transgender kerap kali dianggap melanggar norma. Tidak jarang di Asia Tenggara, transgender mendapat perlakuan diskriminasi, terutama untuk menikmati kehidupan yang layak. Bahkan mereka sering diusir paksa, dipecat, dan sebagainya. Padahal, transgender adalah manusia dan warga negara yang memiliki hak asasi. Di samping itu, harus selalu diingat, bahwa negara berkewajiban untuk memberikan perlindungan kepada warga negaranya, tanpa adanya pengecualian. Dengan demikian, fenomena transgender perlu kita soroti. read more

123

Recent Posts

  • Pembukaan Summer Course Program 2025 Smart City, Digital Transformation and Society in Southeast Asia
  • Prof. Dr. Rini Rachmawati dan Tim Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) Melakukan Field Work di Ibu Kota Nusantara
  • CESASS UGM menyambut perwakilan dari Asian School of Business-MIT Sloan School of Management, Malaysia
  • PSSAT UGM selenggarakan The 17th International Asian Urbanization Conference
  • Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menjadi pembicara pada acara Global Immersion Guarantee (GIG) Program UGM, ACICIS, and Monash University
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada

Gedung PAU, Jl. Teknika Utara
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 274 589658

Instagram | Twitter | FB Page | Linkedin |

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju