Pada (11/2), SEA Chat#28 diselenggarakan oleh PSSAT UGM secara daring dengan mengundang dua pembicara. Pembicara pertama adalah William Halloran dari Western Sydney University, Australia. Halloran memaparkan materinya mengenai “Labour Rights, Laws, and Abuses in Indonesia”. Dalam sesi ini, isu yang dibahas Halloran meliputi tiga hal. Pertama, dampak pandemi Covid-19 terhadap industri di Indonesia, khususnya sektor kesehatan yang berkaitan dengan hak pekerja kesehatan. Kedua, kontroversi OMNIBUS LAW. Ketiga, masalah mengenai hak pekerja dan kebijakan Indonesia yang akan dihadapi Indonesia di masa depan. Halloran menyimpulkan bahwa situasi pandemi ini telah membuktikan bahwa sebuah negara tidak bisa berfungsi tanpa kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu, melindungi pekerja yang paling rentan akan memberi jaminan masa depan untuk semua orang, sehingga semua pihak termasuk pemerintah, pebisnis, dan institusi tidak bisa menjadikan kasus Covid-19 sebagai alasan untuk melepas hak-hak pekerja.
Februari
Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.
Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.