• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
    • Perpustakaan
  • Penelitian
    • Penelitian
    • Kluster
  • Program
    • MMAT (SUMMER COURSE)
      • Summer Course 2021
      • Summer Course 2022
      • Summer Course 2023
      • PROGRAM SUMMER COURSE MMAT 2024 SOCIAL TRANSFORMATION IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA
    • ASEAN Day
    • Symposium on Social Science (SOSS)
      • Symposium on Social Science 2018
      • Symposium on Social Science 2020
    • SEA MCA
    • SEA Talk
    • CESASS TALK (Forum Diskusi)
    • SEA Chat
    • SEA Movie
    • Magang
      • MAGANG DOMESTIK
      • Aktivitas Magang
      • Essay Magang
    • Workshop Kominfo
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Prosiding
  • Esai Akademik
    • Ekonomi & Kesejahteraan Sosial
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Media dan Komunikasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Hubungan Internasional
    • Sejarah dan Budaya
    • Panduan Artikel
  • Beranda
  • Aktivitas
  • Belajar Tentang Korupsi di Asia Tenggara bersama Peserta ISCP 2017

Belajar Tentang Korupsi di Asia Tenggara bersama Peserta ISCP 2017

  • Aktivitas
  • 27 Oktober 2017, 07.40
  • Oleh: pssat
  • 0

Korupsi merupakan masalah krusial yang banyak dihadapi oleh negara-negara di dunia, tak terkecuali negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Menurut laporan dari Transparency International tahun 2016, negara-negara di kawasan Asia Tenggara masih memiliki peringkat indeks persepsi korupsi (corruption perceptions index/cpi) yang cukup tinggi, yakni Kamboja (156), Laos (123), Vietnam (113), Filipina, Thailand, dan Timor Leste (101), serta Indonesia (90), sementara Brunei Darrusalam (41), dan Malaysia (55) memiliki cpi yang cukup baik. Hanya Singapura (7) satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki cpi yang paling baik sekaligus masuk 10 besar di dunia.

Sebagai upaya untuk mempelajari masalah korupsi dan kaitannya dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Fakultas Ekonomika dan Bisnis dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada untuk mengadakan International Short Course on Psychology (ISCP) dengan tema “Corruption, Culture, and Moral Psychology: from Research to Policy”. Program short course ini baru pertama kali diadakan dan diikuti oleh 27 mahasiswa dari berbagai negara seperti Australia, Ukraina, Filipina, Brunei Darrusalam, dan lain-lain. Salah satu agenda mereka adalah mengunjungi pusat-pusat studi yang ada di UGM untuk mempelajari korupsi dari berbagai aspek keilmuan melalui penelitian dan kegiatan yang telah dilakukan untuk mendedah dan mencegah persoalan korupsi. Dalam kegiatan fieldwork ini, para peserta kemudian dibagi menjadi tim-tim kecil berjumlah 8 orang untuk berkunjung ke pusat-pusat studi di UGM.

Terkait hal ini, para peserta ISCP mengunjungi kantor Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universita Gadjah Mada pada hari Rabu (25/10/2017) untuk melakukan diskusi terkait persoalan korupsi di kawasan Asia Tenggara. Kedatangan mereka disambut oleh staf peneliti PSSAT UGM, Dr.phil. Vissia Ita Yulianto yang mengawali dengan perkenalan tentang kelembagaan PSSAT. Selanjutnya, Ade Nuriadin, M.A. penanggung jawab program SEA Movie menjelaskan persoalan korupsi di Asia Tenggara melalui film-film pendek yang mengangkat isu tentang korupsi, seperti film RM 10 karya Emir Ezwan (Malaysia) dan Wrong Day karya Yusuf Radjamuda (Indonesia). Dari pemutaran film tersebut, peserta ISCP melihat bagaimana persoalan korupsi tidak bisa dilepaskan dari kultur dan bagaimana moralitas masyarakat dapat digunakan untuk mencegah praktek korupsi ini.

Diskusi mengenai korupsi juga dikaitkan dengan persoalan tingginya pernikahan anak di negara-negara kawasan Asia Tenggara yang difasilitasi oleh Meike Lusye Karolus, M.A. selaku salah satu peneliti di PSSAT UGM. Angka pernikahan anak yang banyak terjadi di negara-negara Asia Tenggara perlu direduksi tidak saja pada level kebijakan tetapi juga dalam penyediaan pengetahuan kesehatan reproduksi yang komprehensif bagi remaja sebagai kelompok rentan dalam praktek pernikahan anak. Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang lebih banyak berfokus pada respon pemerintah terkait hasil-hasil penelitian dalam pembuatan kebijakan mengenai korupsi maupun masalah pernikahan anak. (MLK)

Recent Posts

  • CESASS UGM menyambut perwakilan dari Asian School of Business-MIT Sloan School of Management, Malaysia
  • PSSAT UGM selenggarakan The 17th International Asian Urbanization Conference
  • Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menjadi pembicara pada acara Global Immersion Guarantee (GIG) Program UGM, ACICIS, and Monash University
  • CESASS UGM Menyambut Kunjungan Pimpinan Harvard-Yenching Institute
  • Seminar dan Monitoring-Evaluasi Akhir RKI 2024 Proyek Riset “Creative, Innovative, and Smart Sustainable City Concept for Capital City.”
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada

Gedung PAU, Jl. Teknika Utara
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 274 589658

Instagram | Twitter | FB Page | Linkedin |

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju