Pada tanggal 20 Desember 2022 pukul 10.00 WIB, PSSAT (Pusat Studi Sosial Asia Tenggara) Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seminar dalam jaringan (online) dengan tajuk kegiatan South East Asia Talk (SEA Talk) edisi ke-46. SEA Talk #46 menghadirkan Bapak Made Supriatma, salah satu visiting fellow di ISEAS – Yusof Ishak Institute, Singapura, dengan bahasan berjudul “Dividing The Electorates: Will Indonesian Politicians Exploit Identity in 2024 Election”.
Kegiatan membahas seputar peran identitas yang melekat pada tiap individu dan potensinya dalam menggiring & menentukan pilihan individu tersebut dalam praktik penunaian tanggung jawab demokrasi, spesifiknya dalam pemilihan umum (pemilu). Indonesia yang lanskap sosial budayanya plural pun tidak luput dari penggunaan narasi identitas selama kampanye kegiatan pemilu.
Merunut historisnya pada penyelenggaran pemilu pertama kali Indonesia pada tahun 1955 dimana tendensi pemilihan representasi legislatif terlihat dari pilihan partainya. Pada masa orde baru terdapat usaha “penyeragaman” identitas sehingga polarisasi identitas tidak begitu kontras. Keanekaragaman identitas kembali termanifestasi dalam politik praktik secara bebas setelah kejadian reformasi tahun 1998 hingga memunculkan sebuah fenomena “minority-majority”. Setelah kejadian itu, kelompok berdasarkan agama & adat kesukuan muncul sebagai suatu hal publik dalam norma perpolitikan di Indonesia, terlebih dalam pemilu berskala nasional.
Penggunaan identitas dalam ranah percaturan politik ini berpotensi kembali terulang pada pemilu 2024. Hal ini karena penggunaan identitas merupakan salah satu cara yang berpotensi untuk meraih suara mayoritas.
Ditulis oleh: Mohammad Izam Dwi Sukma