• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
    • Perpustakaan
  • Penelitian
    • Penelitian
    • Kluster
  • Program
    • MMAT (SUMMER COURSE)
      • Summer Course 2021
      • Summer Course 2022
      • Summer Course 2023
      • PROGRAM SUMMER COURSE MMAT 2024 SOCIAL TRANSFORMATION IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA
    • ASEAN Day
    • Symposium on Social Science (SOSS)
      • Symposium on Social Science 2018
      • Symposium on Social Science 2020
    • SEA MCA
    • SEA Talk
    • CESASS TALK (Forum Diskusi)
    • SEA Chat
    • SEA Movie
    • Magang
      • MAGANG DOMESTIK
      • Aktivitas Magang
      • Essay Magang
    • Workshop Kominfo
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Prosiding
  • Esai Akademik
    • Ekonomi & Kesejahteraan Sosial
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Media dan Komunikasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Hubungan Internasional
    • Sejarah dan Budaya
    • Panduan Artikel
  • Beranda
  • 2017
  • September
Arsip 2017:

September

[SEA Talk #17] Menelisik Problema Rohingya

AktivitasSEA Talk_ind Selasa, 26 September 2017

Myanmar adalah sebuah negara Indo-China yang dahulu dikenal dengan nama Burma telah mengalami gejolak perang saudara yang sangat lama. Sejak kemerdekaannya pada tahun 1948, Myanmar kerap menghadapi konflik antar etnis yang membuatnya dikecam negara lain. Aung San Suu Kyi, negarawan yang meraih nobel perdamaian tahun 1991 pun dianggap tidak serius dalam menangani konflik berkepanjangan di negaranya.

Menyingkapi konflik Rohingya yang saat ini menjadi perhatian dunia, tak terkecual di Indonesia, SEA Talks #17 kali ini mengundang Dr. Budiawan yang merupakan pengajar di Prodi Kajian Budaya dan Media, Sekolah Pascasarjana UGM sebagai pembicara. Topik yang disajikan adalah “Krisis Rohingya dan Problema Nasionalisme-Religius” yang dimulai dengan pelacakan historis keberadaan orang Rohingya sampai asumsi yang menggerakkan kejahatan genosida terhadap etnis Rohingya dan etnis minoritas lain di Myanmar. Diskusi ini dibuka dengan pemaparan opini dari beberapa tokoh dan lembaga Indonesia yang menegaskan bahwa krisis Rohingya bukan hanya merupakan konflik agama melainkan multidimensi. Mengutip pernyataan dari Dr. Budiawan, “Krisis Rohingya memang bukan konflik agama dalam arti sebagai konflik apalagi semata-mata karena perbedaan agama, akan tetapi Krisis Rohingya tidak bisa dilepaskan dari persoalan perbedaan agama dan etnis antara etnis Burma (Buddha) dan etnis Rohingya (Muslim).” read more

[SEMINAR] WCP #2: Sampah sebagai Bencana Ekologi

Aktivitas Selasa, 26 September 2017

Perubahan iklim merupakan bencana yang tak sepenuhnya datang dari alam. Manusia juga turut berkontribusi mempercepat keadaan ini dengan perilaku yang tak ramah dengan lingkungan, antara lain menebang pohon, pemborosan air, hingga penggunaan sampah plastik dalam jumlah besar. Indonesia menyumbang 9 juta ton/tahun sampah plastik yang dari jumlah tersebut, 3,6 juta ton sampah berakhir di laut. Keadaan ini membuat Indonesia menjadi negara yang menyumbang sampah plastik terbesar di Asia Tenggara.

Menyingkapi persoalan ekologi yang menanti manusia, Prof. Judith Schlehe (Freiburg University, Jerman) dan tim peneliti dari Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada melakukan penelitian yang menyoroti sampah sebagai bencana lingkungan yang diciptakan manusia. Bersama Dr.phil.Vissia Ita Yulianto, salah satu peneliti PSSAT UGM, Prof. Judith Schlehe memaparkan hasil penelitian mereka di kota Yogyakarta, Bantul, Gunungkidul, dan sepanjang pantai di Laut Selatan Jawa. Penelitian ini menjadi bagian dari penelitian Komunikasi Ekologi dalam Penanggulangan Bencana Maritim di Asia Tenggara dalam program World Class Profesor (WCP). read more

[SEA Chat #7] Apa Kabar Singapura?

AktivitasSEA Chat_ind Jumat, 22 September 2017

Rasa bahagia terpancar dari wajah Khoo Yi Feng saat berkunjung ke kantor Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (20/9). Alumni National University of Singapore (NUS) ini serasa kembali ke “rumah” setelah ia mengikuti program SEA Gate yang diselenggarakan oleh PSSAT di tahun 2015. Pada SEA-Chat kali ini, PSSAT mengundang Yi Feng untuk berbagi dengan para mahasiswa yang ingin mengetahui tentang Singapura dengan tema “Apa Kabar Singapura?”. Yi Feng sendiri adalah pengagas program SEA-Chat maka tak heran jika ia sangat senang mengetahui program yang diinisiasinya masih berlanjut. read more

Dilema Kebebasan Pers di Era Digital: Langkah Awal Asia Tenggara Menangkal Hoax

Esai AkademikMedia dan Komunikasi Rabu, 20 September 2017

Menurut data dari laporan tahunan Reporters Without Borders[1] tentang peringkat kebebasan pers di dunia, untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati peringkat teratas, yaitu ke-124, diikuti oleh Filipina di posisi ke-127. Peringkat berikutnya ditempati oleh Myanmar yang sebelumnya diperintah kalangan militer namun sekarang dipimpin oleh bekas partai oposisi, berada di peringkat 131. Selanjutnya adalah Kamboja, yang dikuasai oleh Perdana Menteri Hun Sen, masuk di urutan 132. Thailand berada di peringkat 142, diikuti Malaysia pada urutan ke-144, Singapura pada posisi ke-151, dan Brunei di posisi ke-156. Dua negara Asia Tenggara di posisi terbawah adalah Laos (170) dan Vietnam (175) diklasifikasikan sebagai titik hitam media. read more

[SEA Talk #16] Radikalisme dan Unattended Communities

AktivitasSEA Talk_ind Minggu, 3 September 2017

Pembahasan perihal aksi unjuk rasa 411 dan 212 di Indonesia memang tidak pernah ada habisnya. Baik pihak yang pro maupun kontra terus bermunculan. Dengan berpegang teguh pada argumen dan paham masing-masing, mereka terus memperbanyak massa dan pengikut. Dalam SEA-Talks #16 yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM pada (30/8) silam, aksi 212 dikupas oleh pembicara Dr.Abdul Gaffar Karim, dosen jurusan Politik dan Pemerintahan, Fisipol, UGM dalam diskusi bertema “Radikalisme Dan Unattended Communities”. read more

Recent Posts

  • CESASS UGM menyambut perwakilan dari Asian School of Business-MIT Sloan School of Management, Malaysia
  • PSSAT UGM selenggarakan The 17th International Asian Urbanization Conference
  • Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menjadi pembicara pada acara Global Immersion Guarantee (GIG) Program UGM, ACICIS, and Monash University
  • CESASS UGM Menyambut Kunjungan Pimpinan Harvard-Yenching Institute
  • Seminar dan Monitoring-Evaluasi Akhir RKI 2024 Proyek Riset “Creative, Innovative, and Smart Sustainable City Concept for Capital City.”
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada

Gedung PAU, Jl. Teknika Utara
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 274 589658

Instagram | Twitter | FB Page | Linkedin |

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju