Pada tanggal 1 – 20 Agustus 2022, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada (PSSAT UGM) melangsungkan kegiatan Mengajar dan Meneliti Asia Tenggara (MMAT) ummer Course 2022 berskala internasional secara daring dengan tema utama “(Re)constructing Southeast Asia: The Narrative of ASEAN Identity”. Program tahunan ini adalah salah satu upaya PSSAT UGM untuk menarik minat mahasiswa dan peneliti untuk menimba ilmu dan berdialog tentang Asia Tenggara dengan dosen internasional, peneliti, dan pakar studi Asia Tenggara.
Pada hari Jumat (26/08), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gadjah Mada (PSSAT UGM) menyelenggarakan the Southeast Asian Chat (SEA CHAT). Ini merupakan SEA CHAT ke-29 setelah beberapa bulan agenda ini ditunda akibat adanya pandemi Covid-19. Agenda ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan oleh PSSAT UGM untuk berdiskusi mengenai negara-negara di Asia Tenggara terkait isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Presentasi dan diskusi ini disampaikan oleh M Dwiki Mahendra, seorang mahasiswa Hubungan Internasional di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta yang juga sedang magang di PSSAT UGM.
Pada Kamis (8/4) lalu, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) menyelenggarakan Kelas riset topik yang mengangkat tema “Politik di Thailand”. Kegiatan ini merupakan kegiatan internal rutin yang diselenggarakan oleh PSSAT UGM. Dalam kelas yang dihadiri oleh peserta magang PSSAT UGM ini, pemaparan materi diskusi dilakukan oleh Aniello Iannone, Peneliti Junior Geopolitik ASEAN di Institut Analisis Hubungan Internasional Italia, dan Wuttipong Wongprakob, mahasiswa asal Thammasat University yang sedang mengikuti kelas Bahasa Indonesia di PSSAT UGM.
Pada hari Jumat (22/07), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara mendapat kunjungan dari Korean Institute of ASEAN Studies – Busan University of Foreign Studies (KIAS – BUFS), South Korea. Pertemuan tersebut diadakan di PSSAT UGM dan peserta yang hadir dari BUFS adalah Prof. Kim Dong- Yeob (Director of Korea Institute for ASEAN Studies), Prof. Gu Bokyung (Research Professor, Korea Institute for ASEAN Studies), Dr. Muhammad Zulfikar Rakhmat (Research Professor, Korea Institute for ASEAN Studies), Moon Sun Park (Research Assistant, Korea Institute for ASEAN Studies), sedangkan dari PSSAT UGM adalah Prof. Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni (Direktur Pelaksana PSSAT UGM), Drs. Muhadi Sugiono, M.A. (Kepala Divisi Penelitian PSSAT UGM dan dosen Fisipol UGM), Dr. phil. Vissia Ita Yulianto (Kepala Program dan Publikasi PSSAT UGM), Lidwina Mutia Sadasri, S.I.P., M.A. (Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi), dan Desintha Dwi Asriani, S.Sos., M.A. (Dosen dari Departemen Sosiologi).
“Di era ini, dimana penggunaan digital telah menjadi masif, akses yang mudah ke internet menjadi hal penting bagi semua orang termasuk anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dari pedang bermata dua internet, yang meskipun begitu banyak manfaat yang ditawarkan, juga membuat mereka terpapar pada beberapa hal yang merugikan”, kata Nobertus R. Santoso, dosen ilmu komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada rangkaian webinar South East Asia Talk (SEA TALK) ke-45, yang diselenggarakan oleh Center for Southeast Asian Social Studies (CESASS), Universitas Gadjah Mada
Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada mengadakan diskusi panel bertajuk SEA Talk #44 yang diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2022. Secara umum, CESASS UGM memiliki kepedulian terhadap sosial, ekonomi, politik, dan isu-isu budaya di kawasan Asia Tenggara sebagaimana disampaikan dalam diskusi panel. Dalam pembicaraan SEA Talk #44 ini, Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni, S.IP, M.Si. selaku ketua CESASS UGM membuka dan menyambut peserta dan pembicara yang telah bergabung dan berpartisipasi dalam diskusi panel SEA Talk #44. Pembicara akan dibawakan oleh Drs. Moh. Arif Rokhman, M.Hum. Ph.D., yang merupakan Dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Pada (11/2), SEA Chat#28 diselenggarakan oleh PSSAT UGM secara daring dengan mengundang dua pembicara. Pembicara pertama adalah William Halloran dari Western Sydney University, Australia. Halloran memaparkan materinya mengenai “Labour Rights, Laws, and Abuses in Indonesia”. Dalam sesi ini, isu yang dibahas Halloran meliputi tiga hal. Pertama, dampak pandemi Covid-19 terhadap industri di Indonesia, khususnya sektor kesehatan yang berkaitan dengan hak pekerja kesehatan. Kedua, kontroversi OMNIBUS LAW. Ketiga, masalah mengenai hak pekerja dan kebijakan Indonesia yang akan dihadapi Indonesia di masa depan. Halloran menyimpulkan bahwa situasi pandemi ini telah membuktikan bahwa sebuah negara tidak bisa berfungsi tanpa kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu, melindungi pekerja yang paling rentan akan memberi jaminan masa depan untuk semua orang, sehingga semua pihak termasuk pemerintah, pebisnis, dan institusi tidak bisa menjadikan kasus Covid-19 sebagai alasan untuk melepas hak-hak pekerja.
Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.
Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.
Sampah global diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,40 miliar ton pada tahun yang sama, sistem pengelolaan sampah menjadi masalah yang paling mengkhawatirkan terutama di Indonesia yang sudah berjuang untuk menangani tingkat sampah saat ini. Center for Southeast Asian Studies (CESASS) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (9/6-2021) menyelenggarakan SEA CHAT #27 dengan topik “Swimming in Plastic: An Examination into Indonesia’s Waste Management System”. Diskusi dilakukan oleh Mingming Alice Sun, Mahasiswa tahun kedua dari Ilmu Politik dan Hubungan Internasional & Antropologi dan Sosiologi dari University of Western Australia.