• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
    • Perpustakaan
  • Penelitian
    • Penelitian
    • Kluster
  • Program
    • MMAT (SUMMER COURSE)
      • Summer Course 2021
      • Summer Course 2022
      • Summer Course 2023
      • PROGRAM SUMMER COURSE MMAT 2024 SOCIAL TRANSFORMATION IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA
    • ASEAN Day
    • Symposium on Social Science (SOSS)
      • Symposium on Social Science 2018
      • Symposium on Social Science 2020
    • SEA MCA
    • SEA Talk
    • CESASS TALK (Forum Diskusi)
    • SEA Chat
    • SEA Movie
    • Magang
      • MAGANG DOMESTIK
      • Aktivitas Magang
      • Essay Magang
    • Workshop Kominfo
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Prosiding
  • Esai Akademik
    • Ekonomi & Kesejahteraan Sosial
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Media dan Komunikasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Hubungan Internasional
    • Sejarah dan Budaya
    • Panduan Artikel
  • Beranda
  • Magang
  • Aktivitas Magang
  • SEACHAT #36: Di Bawah Asap Pabrik Gula Kisah Dua Pulau Satu Komoditas: Karibia dan Jawa by Ilham Ramadhan D Arifin

SEACHAT #36: Di Bawah Asap Pabrik Gula Kisah Dua Pulau Satu Komoditas: Karibia dan Jawa by Ilham Ramadhan D Arifin

  • Aktivitas Magang
  • 17 Januari 2023, 11.00
  • Oleh: pssat
  • 0

Selasa (17/01), Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) mengadakan forum diskusi akademik South East Asia Chat (SEACHAT) yang ke-36. Pada kesempatan kali ini, alumni Program Studi Sosiologi Universitas Gadjah Mada, Ilham Ramadhan D. Arifin, menyampaikan temuannya tentang komoditas gula era Hindia-Belanda di Pulau Karibia dan Jawa. Presentasi dimulai dengan penayangan video terkait perkembangan gula tebu era Hindia-Belanda, di mana gula menjadi komoditas utama global dari abad ke-17 hingga 19.

Dua pulau penghasil gula tebu terbesar di dunia, Karibia dan Jawa, mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang mana juga mendatangkan kolonialisme Eropa. Di tengah-tengah penjelasan tentang bagaimana produksi gula dapat menyebabkan kolonialisme, presenter menyajikan data perbandingan produksi kopi, tembakau, dan gula di Kuba dan Jawa pada tahun 1700-1900, yang menunjukkan bahwa produksi gula di kedua pulau tersebut jauh lebih tinggi daripada kopi dan tembakau. 

Akan tetapi, presenter menegaskan bahwa meskipun produksi gula tebu di Karibia dan Jawa dikolonisasi oleh Eropa, keduanya mengalami mekanisme yang berbeda. Di Karibia, sistem perbudakan diberlakukan, sehingga para buruh tidak memiliki jaminan kapan mereka dapat keluar dari industri gula tebu. Di sisi lain, industri gula tebu di Jawa identik dengan perburuhan, di mana petani komoditas selain gula dipaksa untuk menanam gula tebu dan komoditas ekspor Eropa lainnya. 

Di akhir pemaparannya mengenai industri gula tebu, Ilham menunjukkan refleksi dan relevansi kolonialisme Eropa terhadap produksi gula massal. Mengutip dari Matthew Parker, komoditas gula pada era Hindia-Belanda sama seperti minyak pada saat ini yang secara global mampu menjangkau jauh ke aspek politik, masyarakat, dan ekonomi. Ketika ditanyai tentang nasib pabrik gula di era sekarang mengingat gula bukan komoditas yang multi sektor, presenter menjelaskan bahwa ada pabrik gula yang kini menjadi warisan budaya UNESCO, tetapi sebagian besar sudah diberhentikan secara permanen.

Sebelum menutup sesi diskusi, presenter mengatakan bahwa memori kolektif dari peninggalan industri gula di Indonesia sering dikaitkan dengan hal mistis karena pada zaman itu, banyak pekerja yang meninggal karena tanam paksa. Selain itu, kajian tentang industri gula di era Hindia-Belanda masih sangat memungkinkan untuk dikaji lebih lanjut dengan disiplin ilmu yang lebih spesifik untuk mendapatkan temuan-temuan baru yang lebih signifikan.

oleh: Yumna Amalia Maghfiroh

Leave A Comment Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Recent Posts

  • PSSAT UGM Menerima Kunjungan Director of Government Affairs & Strategic Collaborations, Grab Indonesia
  • Pembukaan Summer Course Program 2025 Smart City, Digital Transformation and Society in Southeast Asia
  • Prof. Dr. Rini Rachmawati dan Tim Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) Melakukan Field Work di Ibu Kota Nusantara
  • CESASS UGM menyambut perwakilan dari Asian School of Business-MIT Sloan School of Management, Malaysia
  • PSSAT UGM selenggarakan The 17th International Asian Urbanization Conference
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada

Gedung PAU, Jl. Teknika Utara
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 274 589658

Instagram | Twitter | FB Page | Linkedin |

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju