• Tentang UGM
  • IT Center
  • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada
  • Beranda
  • Tentang Kami
    • Selayang Pandang
    • Peneliti
    • Peneliti Mitra
    • Mitra
    • Perpustakaan
  • Penelitian
    • Penelitian
    • Kluster
  • Program
    • MMAT (SUMMER COURSE)
      • Summer Course 2021
      • Summer Course 2022
      • Summer Course 2023
      • PROGRAM SUMMER COURSE MMAT 2024 SOCIAL TRANSFORMATION IN CONTEMPORARY SOUTHEAST ASIA
    • ASEAN Day
    • Symposium on Social Science (SOSS)
      • Symposium on Social Science 2018
      • Symposium on Social Science 2020
    • SEA MCA
    • SEA Talk
    • CESASS TALK (Forum Diskusi)
    • SEA Chat
    • SEA Movie
    • Magang
      • MAGANG DOMESTIK
      • Aktivitas Magang
      • Essay Magang
    • Workshop Kominfo
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Prosiding
  • Esai Akademik
    • Ekonomi & Kesejahteraan Sosial
    • Hukum dan Hak Asasi Manusia
    • Media dan Komunikasi
    • Pendidikan
    • Politik dan Hubungan Internasional
    • Sejarah dan Budaya
    • Panduan Artikel
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 21
Pos oleh :

pssat

Sharing Session Bersama Mahasiswa Mahidol University, Thailand

Aktivitas Selasa, 30 Mei 2017

Pendidikan menjadi salah satu faktor kunci dalam menguatkan semangat kebersamaan antar negara-negara di Asia Tenggara sebagai suatu komunitas bangsa. Hal ini pula yang mendasari Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada untuk membuka lebar-lebar kesempatan bagi mahasiswa dari negara tetangga di Asia Tenggara maupun negara lain yang ingin bertukar wawasan dan berbagi pengalaman sosial-kultural.

Pada hari Senin (29/05/2017), PSSAT UGM menerima empat mahasiswa dari Mahidol University, Thailand dalam acara sharing session yang dilaksanakan di kantor PSSAT UGM. Keempat mahasiswa tersebut adalah Nisanat Watthayu (Faculty of Liberal Arts), Yosita Jampafeung (Faculty of Liberal Arts), Thanatcha Somchaimongkol (Faculty of Liberal Arts) and Warachote Shinwasusin(Faculty of Engineering) yang merupakan penerima Backpack Scholarship, sebuah program yang diperuntukkan untuk mengeksplorasi wilayah ASEAN dan mengunjungi kampus-kampus dengan tujuan menambah wawasan global, mengembangkan kemampuan bersosialiasi, dan berbahasa bagi mahasiswa Thailand. Keempat mahasiswa ini juga merupakan duta dari program Mahidol University International Relations (MURI) yang bertujuan mendukung program hubungan kerjasama internasional dari Mahidol University. read more

Pembukaan NPRU Summer Program at CESASS: “Tidak Hanya Bahasa, Tetapi Juga Tradisi”

Aktivitas Selasa, 23 Mei 2017

Menyadari pentingnya penguasaan Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dalam meningkatnya persaingan global, Nakhon Pathom Rajabhat University (NPRU), Thailand bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT/CESASS) UGM mengadakan NPRU Summer Program at CESASS.

Dilaksanakan mulai dari 27 May 2017 – 20 Juni 2017, program ini diikuti oleh 14 mahasiswa dari Nakhon Pathom Rajabhat University serta didampingi oleh 8 buddy dari Universitas Gadjah Mada. Selain pembelajaran Bahasa Inggris, tur tempat wisata Yogyakarta dan sekitarnya turut menjadi agenda dalam program ini. read more

[SEMINAR] CESASS-MJA: Strengthening Japan and ASEAN Relations On the Occasion of the ASEAN 50th Anniversary

Aktivitas Selasa, 11 April 2017

Dalam rangka peringatan 50 tahun ASEAN, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) bekerja sama dengan Mission of Japan to ASEAN menyelenggarakan kegiatan seminar internasional dengan tema “Strengthening Japan and ASEAN Relations on the Ocassion of the ASEAN 50th Anniversary”. Seminar ini merupakan wujud komitmen PSSAT UGM dalam mengembangkan kajian mengenai Asia Tenggara dan hubungannya dengan negara lain di luar kawasan. Dalam kegiatan ini, PSSAT UGM memberikan kajian khusus mengenai penguatan hubungan antara Jepang dan ASEAN dalam perspektif sosial. read more

[SEA Talk #14] Identitas Kosmopolitan Pelajar Indonesia di Mesir: Meninjau Produksi Pengetahuan melalui Interaksi Inter-kultural

AktivitasSEA Talk_ind Selasa, 11 April 2017

Produksi pengetahuan yang terjadi karena interaksi sosial para pelajar Indonesia di Mesir, khususnya di Universitas Al-Azhar, memiliki peran besar dalam pembentukan identitas kosmopolitan. Dalam konteks ini, kondisi sosial sehari-hari mahasiswa di Mesir ternyata lebih berpengaruh dalam produksi pengetahuan daripada latar belakang akademik. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Judith Schlehe, Profesor dari Departemen Antropologi Universitas Freiburg, dalam diskusi SEA-Talks #14 pada Jumat (07/04). Diskusi bertajuk “Student Mobility & Knowledge Migration: Indonesian Azharites as Cultural Agents” ini diadakan di kantor Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM. read more

Laporan Perjalanan mengikuti Liberal Arts ASEAN Seeds Camp III, Universitas Thammasat, Thailand

Aktivitas Kamis, 2 Februari 2017

Sawatdi Khrab!

Nama saya Jusuf, atau biasa dipanggil Ucup. Dalam artikel ini, saya akan menceritakan pengalaman saya ketika mengikuti Liberal Arts ASEAN Seeds Camp III, tanggal 9-14 Januari 2017 yang diselenggarakan oleh Universitas Thammasat di Rangsit, Thailand.

Acara ini diselenggarakan selama enam hari di beberapa kota, seperti Rangsit, Ayuthaya, Kumphaeng Phet, dan Sukhothai. Disana kami mengunjungi daerah wisata dan kerajinan. Ketika berada di Sukhothai, kami mengunjungi musium Ram Kamhaeng, Sukhothai Historical Park, Sukhothai Airport, industri tenun tradisional Haad Siew, dan sentra kerajinan tanah liat Sukhothai. Jadwal kegiatannya pun cukup padat.  Setiap hari, acara dimulai pukul 06.00 pagi dan berakhir pukul 20.00, kecuali pada waktu tertentu dimana kami dipulangkan lebih awal karena haruspindah melanjutkan perjalanan ke kota. read more

ASEAN Way : Lompatan Fase Teori Integrasi Ekonomi pada ASEAN Economic Community

Esai AkademikPolitik dan Hubungan Internasional Selasa, 24 Januari 2017

Bagi Asia Tenggara, regionalisme bukanlah suatu hal yang asing. Ada berbagai bentuk regionalisme di Asia Tenggara yang telah terbentuk, diantaranya adalah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN),  South East Asia Treaty Organization (SEATO), Association for Southeast Asia (ASA), MAPHILINDO, dan Asian and Pacific Council (ASPAC).  Wong (1979) berpendapat sulitnya membentuk kesatuan regional di Asia Tenggara disebabkan oleh masih tingginya nasionalisme, kurangnya kepercayaan dan identitas regional, konflik teritorial, dan perbedaan persepsi politik antar negara. Pada masa itu, kesatuan regional yang solid di kawasan ini cukup sulit untuk dijalankan sampai akhirnya terbentuklah ASEAN. read more

Mengenal Asia Tenggara

Esai AkademikSejarah dan Budaya Jumat, 23 Desember 2016

Banyak orang keliru dalam mempresepsikan Asia Tenggara dan ASEAN. Sebagian diantaranya mengira bahwa Asia Tenggara merupakan ASEAN, atau sebaliknya. Lalu apa itu “Asia Tenggara” dan “ASEAN”?, dan Bagaimana asal mula munculnya “Asia Tenggara” sebagai “kajian” atau “area studies”?.

Menurut Dr. Agus Suwignyo, Asia Tenggara sebagai sebuah kawasan dirasa belum terlalu dikenal. Indikator yang juga menjadi perhatian beliau adalah saat masyarakat Eropa seringkali menyebut orang – orang Asia Tenggara yang berasal dari negara berbeda di identifikasikan sebagai satu kelompok yang sama. Dr. Agus Suwignyo menjelaskan bahwa sebenarnya status Asia Tenggara dapat dilihat dari tiga aspek yaitu sebagai “konsep” politik dan pertahanan, realitas historis dan area studi. read more

Interkonektivitas Pariwisata di Asia Tenggara

Esai AkademikSejarah dan Budaya Jumat, 23 Desember 2016

Sebagai sebuah kawasan yang menjadi bagian dari benua Asia, negara-negara di Asia Tenggara memiliki ciri iklim tropis dengan gugusan kepulauan yang mempesona dan sinar matahari sepanjang tahun. Bentang alam mulai dari pegunungan, laut hingga pantai dengan pasir putih dan air berwarna hijau tosca hampir dapat dijumpai diseluruh kawasan ini. Tak sampai disitu saja, kawasan asia tenggara memiliki kekayaan budaya yang secara tangible maupun intangible. Hal ini ditandai dengan adanya 17 warisan budaya yang telah tercatat dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO. Setidaknya ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan di seluruh dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah kedatangan internasional yang cukup signifikan. Data yang dihimpun oleh Pasific Asia Travel Association (PATA) pada tahun 2015 tercatat lebih dari 115 juta kedatangan internasional pada tahun 2015  yang diperkirakan akan mencapai angka 173 juta pada tahun 2018 dengan total pertumbuhan 2% setiap tahunnya. Thailand  masuk dalam peringkat kedua dalam kategori Top Five Fastest Growth Destinations 2014 – 2018 dengan jumlah kedatangan internasional tertinggi yaitu  36 juta, di susul Malaysia 27,7 juta,  Singapura 16,7 juta, sedangkan Indonesia, Kamboja, Filipina, Laos, Myanmar, Brunei Darussalam dan Vietnam masih berada pada angka dibawah 10 juta kedatangan pada tahun 2015. read more

Muslim Rohingya dan Krisis yang Tak Berujung

Esai AkademikPolitik dan Hubungan Internasional Rabu, 21 Desember 2016

Sejak tahun 1970-an terhitung terdapat ratusan ribu muslim Rohingya yang kabur dari Myanmar, dengan sebagian besar menggunakan jalur laut untuk mencapai negara-negara tetangga seperti Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Namun jumlah pengungsi yang terhitung besar tersebut juga tidak dapat disambut dengan mudah oleh negara-negara yang dituju, karena kekhawatiran atas tidak terkontrolnya arus pengungsi yang masuk. Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara yang dapat berkomunikasi langsung dengan Myanmar mengenai eskalasi konflik yang terjadi. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan “Once again I conveyed Indonesia’s concerns to State Counsellor Daw Aung San Suu Kyi regarding the situation in Rakhine state,” setelah diundang oleh Suu Kyi dalam acara makan malam dirumahnya sekaligus membahas secara terbuka situasi yang terjadi di Rakhine.[1] Selain Indonesia, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak memimpin sebuah demonstrasi pada tanggal 4 Desember 2016 mengenai apa yang dia sebut sebagai sebuah “genosida” dari umat minoritas muslim Rohingya di Myanmar. Najib Razak juga mengajak negara-negara tetangga dan dunia internasional untuk maju dalam menekan kekerasan yang terjadi.[2] read more

PSSAT UGM Menjadi Tuan Rumah untuk Para Pelestari Adat Mollo, NTT

Aktivitas Kamis, 13 Oktober 2016

Pengaruh modernisasi dan banyaknya konflik agraria yang berdampak pada masyarakat adat menyebabkan banyak desa-desa di Indonesia melakukan kegiatan berbasis masyarakat, tak terkecuali di Mollo, Nusa Tenggara Timur. Pada tanggal 20-23 September 2017, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada berkesempatan menerima tamu dari perwakilan enam desa yang tergabung dalam Apanola Atolan Pah Mollo (AAPM) atau Pelestari Adat Mollo, yakni desa-desa Ajaobaki, Fatukoto, Fatumnasi, Lelobatan, Nefokoko dan Tune yang melakukan studi banding ke Yogyakarta, antara lain Nglanggeran, di Kabupaten Gunung Kidul, Dlingo di Kabupaten Bantul serta Pulesari di Kabupaten Sleman. read more

1…192021222324

Recent Posts

  • CESASS UGM menyambut perwakilan dari Asian School of Business-MIT Sloan School of Management, Malaysia
  • PSSAT UGM selenggarakan The 17th International Asian Urbanization Conference
  • Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menjadi pembicara pada acara Global Immersion Guarantee (GIG) Program UGM, ACICIS, and Monash University
  • CESASS UGM Menyambut Kunjungan Pimpinan Harvard-Yenching Institute
  • Seminar dan Monitoring-Evaluasi Akhir RKI 2024 Proyek Riset “Creative, Innovative, and Smart Sustainable City Concept for Capital City.”
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Sosial Asia Tenggara
Universitas Gajah Mada

Gedung PAU, Jl. Teknika Utara
Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
pssat@ugm.ac.id
+62 274 589658

Instagram | Twitter | FB Page | Linkedin |

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju