“Di era ini, dimana penggunaan digital telah menjadi masif, akses yang mudah ke internet menjadi hal penting bagi semua orang termasuk anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melindungi anak-anak mereka dari pedang bermata dua internet, yang meskipun begitu banyak manfaat yang ditawarkan, juga membuat mereka terpapar pada beberapa hal yang merugikan”, kata Nobertus R. Santoso, dosen ilmu komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada rangkaian webinar South East Asia Talk (SEA TALK) ke-45, yang diselenggarakan oleh Center for Southeast Asian Social Studies (CESASS), Universitas Gadjah Mada
Aktivitas
Center for Southeast Asian Social Studies Universitas Gadjah Mada mengadakan diskusi panel bertajuk SEA Talk #44 yang diselenggarakan pada tanggal 10 Maret 2022. Secara umum, CESASS UGM memiliki kepedulian terhadap sosial, ekonomi, politik, dan isu-isu budaya di kawasan Asia Tenggara sebagaimana disampaikan dalam diskusi panel. Dalam pembicaraan SEA Talk #44 ini, Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni, S.IP, M.Si. selaku ketua CESASS UGM membuka dan menyambut peserta dan pembicara yang telah bergabung dan berpartisipasi dalam diskusi panel SEA Talk #44. Pembicara akan dibawakan oleh Drs. Moh. Arif Rokhman, M.Hum. Ph.D., yang merupakan Dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Pada (11/2), SEA Chat#28 diselenggarakan oleh PSSAT UGM secara daring dengan mengundang dua pembicara. Pembicara pertama adalah William Halloran dari Western Sydney University, Australia. Halloran memaparkan materinya mengenai “Labour Rights, Laws, and Abuses in Indonesia”. Dalam sesi ini, isu yang dibahas Halloran meliputi tiga hal. Pertama, dampak pandemi Covid-19 terhadap industri di Indonesia, khususnya sektor kesehatan yang berkaitan dengan hak pekerja kesehatan. Kedua, kontroversi OMNIBUS LAW. Ketiga, masalah mengenai hak pekerja dan kebijakan Indonesia yang akan dihadapi Indonesia di masa depan. Halloran menyimpulkan bahwa situasi pandemi ini telah membuktikan bahwa sebuah negara tidak bisa berfungsi tanpa kesehatan dan kesejahteraan masyarakatnya. Oleh karena itu, melindungi pekerja yang paling rentan akan memberi jaminan masa depan untuk semua orang, sehingga semua pihak termasuk pemerintah, pebisnis, dan institusi tidak bisa menjadikan kasus Covid-19 sebagai alasan untuk melepas hak-hak pekerja.
Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.
Sampah global diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,40 miliar ton pada tahun yang sama, sistem pengelolaan sampah menjadi masalah yang paling mengkhawatirkan terutama di Indonesia yang sudah berjuang untuk menangani tingkat sampah saat ini. Center for Southeast Asian Studies (CESASS) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (9/6-2021) menyelenggarakan SEA CHAT #27 dengan topik “Swimming in Plastic: An Examination into Indonesia’s Waste Management System”. Diskusi dilakukan oleh Mingming Alice Sun, Mahasiswa tahun kedua dari Ilmu Politik dan Hubungan Internasional & Antropologi dan Sosiologi dari University of Western Australia.
Bertujuan untuk parlemen abad ke-21
Ada kebutuhan akan sistem parlemen di Indonesia , Malaysia, dan Singapura untuk menjadi “parlemen yang berjalan”, dan demi mengatasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDG, mulai dari Sidang Pleno, sebagai wajah publik, Dr. Ratih D. Adiputri, dari Universitas Jyväskylä, Finlandia berkata di Southeast Asia Talk forum (25/05/2021). Ia mempresentasikan tentang sebuah bab yang berjudul Social Science Research in Southeast Asia: The Challenges of Study Parliamentary Institutions dalam diskusi seri buku “Social Science in the Age of Transformation and Disruption: Its Relevance, Role, and Challenge” (2020), diedit oleh Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni dan Dr. phil. Visia Ita Yulianto dari CESASS, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara, Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Penelitian Ilmu Sosial hampir tidak objektif dalam mempelajari subjek yang diketahui dan selalu subjektif dalam beberapa hal”, kata Melanie V. Nerzt dan Vissia Ita Yulianto, penulis bab buku “Shifting Positionalities: The Shades of being inside and outside in social Science Research” (2020).
Dengan memanfaatkan sebagian besar pengalaman dalam melakukan kerja samaran antropologis sebagai peneliti Indonesia dan Jerman di pulau Sulawesi dan Jawa, Indonesia, pada tahun 2010 dan 2011, Melanie dan Ita menjabarkan peran yang mereka ambil dan dianggap dalam berbagai konteks lapangan dan mengeksplorasi implikasi menjadi orang dalam dan peneliti luar.
“Pandemi Covid-19 ini adalah masalah global, masing-masing negara tidak mampu menyelesaikannya secara unilateral tetapi mekanisme penanganannya harus secara global juga.” Demikian pernyataan dari Prof. Sigit Riyanto, dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam menanggapi bencana global Covid-19 ini. “Abaikan teori konspirasi, singkirkan egoisme politik, kita harus bekerja bersama”, lanjutnya dalam acara Webinar SEATALK 35 dalam tema payung “COVID-19 Dalam Teropong Ilmu Sosial” yang diselenggarakan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, Pusat Unggulan IPTEK Bidang Sosial, pada tanggal 28 April 2020.
Sejak tahun 1977, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingati tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menggelar diskusi “Kajian RUU Ketahanan Keluarga: Kemunduran Pergerakan Perempuan di Indonesia”. Diskusi mengenai pandangan terhadap perempuan di RUU Ketahanan Keluarga ini diisi oleh salah satu peneliti PSSAT UGM, Putu Yogi Paramitha, M.H. pada Selasa (10/03/2020) di Perpustakaan PSSAT UGM.
Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (http://fdk.uinsby.ac.id/) berkunjung ke Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM pada Jumat (6/2/2020). Kunjungan ini merupakan follow-up kerjasama Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM dengan UIN Sunan Ampel. Kerjasama ini meliputi dalam bidang pendidikan dan penelitian, kajian sosio-religio multicultural dan lokalitas, puiblikasi ilmiah, student exchange dan lecturer exchange.
Diterima oleh direktur PSSAT Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni, hadir dalam pertemuan ini adalah Dr. H. Abd. Halim. MAg (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd. (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Lukman Fahmi, A.Ah, M.Pd (Ketua Prodi BKI, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Moch Anshori, S.Agm M.FiLL (Kepala Jurusan Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.I.P., M.Si. (Dosen, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dra. Mierrina, M.Si. (Dosen, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel).