Pendidikan berfungsi sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk memfasilitasi proses integrasi generasi yang lebih muda ke dalam sistem logika dan pengetahuan saat ini. Pendidikan juga berperan dalam membawa konformitas dan praktik kebebasan dimana individu dihadapkan pada realitas kritis dan kreatif dalam menemukan cara untuk berparitispasi dalam transformasi dunia mereka. Hal tersebut Prof. Alberto Gomes sampaikan dengan merujuk pada ide dan gagasan Virilio mengenai pedagogis kritis. Penyampaian ini merupakan salah satu penggalan dari Prof. Alberto pada seri SEA TALK ke #43 tentang bagaimana pentingnya pendidikan kritis. Prof. Alberto merupakan direktur pendiri dialogue, emphatic, engagement, and peacebuilding atau yang dikenal dengan DEEP Network dan juga selaku sebagai professor di Universitas Emiritus La Trobe, Melbourne, Australia. Dalam diskusi SEA Talk kali ini Prof. Alberto membawakan diskusi mengenai usaha emansipasi pembebasan pikiran yang terbelenggu melalui proses pendidikan kritis.
Aktivitas
Sampah global diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,40 miliar ton pada tahun yang sama, sistem pengelolaan sampah menjadi masalah yang paling mengkhawatirkan terutama di Indonesia yang sudah berjuang untuk menangani tingkat sampah saat ini. Center for Southeast Asian Studies (CESASS) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin (9/6-2021) menyelenggarakan SEA CHAT #27 dengan topik “Swimming in Plastic: An Examination into Indonesia’s Waste Management System”. Diskusi dilakukan oleh Mingming Alice Sun, Mahasiswa tahun kedua dari Ilmu Politik dan Hubungan Internasional & Antropologi dan Sosiologi dari University of Western Australia.
Bertujuan untuk parlemen abad ke-21
Ada kebutuhan akan sistem parlemen di Indonesia , Malaysia, dan Singapura untuk menjadi “parlemen yang berjalan”, dan demi mengatasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SDG, mulai dari Sidang Pleno, sebagai wajah publik, Dr. Ratih D. Adiputri, dari Universitas Jyväskylä, Finlandia berkata di Southeast Asia Talk forum (25/05/2021). Ia mempresentasikan tentang sebuah bab yang berjudul Social Science Research in Southeast Asia: The Challenges of Study Parliamentary Institutions dalam diskusi seri buku “Social Science in the Age of Transformation and Disruption: Its Relevance, Role, and Challenge” (2020), diedit oleh Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni dan Dr. phil. Visia Ita Yulianto dari CESASS, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara, Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Penelitian Ilmu Sosial hampir tidak objektif dalam mempelajari subjek yang diketahui dan selalu subjektif dalam beberapa hal”, kata Melanie V. Nerzt dan Vissia Ita Yulianto, penulis bab buku “Shifting Positionalities: The Shades of being inside and outside in social Science Research” (2020).
Dengan memanfaatkan sebagian besar pengalaman dalam melakukan kerja samaran antropologis sebagai peneliti Indonesia dan Jerman di pulau Sulawesi dan Jawa, Indonesia, pada tahun 2010 dan 2011, Melanie dan Ita menjabarkan peran yang mereka ambil dan dianggap dalam berbagai konteks lapangan dan mengeksplorasi implikasi menjadi orang dalam dan peneliti luar.
“Pandemi Covid-19 ini adalah masalah global, masing-masing negara tidak mampu menyelesaikannya secara unilateral tetapi mekanisme penanganannya harus secara global juga.” Demikian pernyataan dari Prof. Sigit Riyanto, dekan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada dalam menanggapi bencana global Covid-19 ini. “Abaikan teori konspirasi, singkirkan egoisme politik, kita harus bekerja bersama”, lanjutnya dalam acara Webinar SEATALK 35 dalam tema payung “COVID-19 Dalam Teropong Ilmu Sosial” yang diselenggarakan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, Pusat Unggulan IPTEK Bidang Sosial, pada tanggal 28 April 2020.
Sejak tahun 1977, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingati tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional untuk memperjuangkan hak perempuan dan mewujudkan perdamaian dunia. Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM menggelar diskusi “Kajian RUU Ketahanan Keluarga: Kemunduran Pergerakan Perempuan di Indonesia”. Diskusi mengenai pandangan terhadap perempuan di RUU Ketahanan Keluarga ini diisi oleh salah satu peneliti PSSAT UGM, Putu Yogi Paramitha, M.H. pada Selasa (10/03/2020) di Perpustakaan PSSAT UGM.
Universitas Islam Sunan Ampel Surabaya (http://fdk.uinsby.ac.id/) berkunjung ke Pusat Studi Sosial Asia Tenggara UGM pada Jumat (6/2/2020). Kunjungan ini merupakan follow-up kerjasama Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM dengan UIN Sunan Ampel. Kerjasama ini meliputi dalam bidang pendidikan dan penelitian, kajian sosio-religio multicultural dan lokalitas, puiblikasi ilmiah, student exchange dan lecturer exchange.
Diterima oleh direktur PSSAT Prof. Dr. phil. Hermin Indah Wahyuni, hadir dalam pertemuan ini adalah Dr. H. Abd. Halim. MAg (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Agus Santoso, S.Ag., M.Pd. (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Lukman Fahmi, A.Ah, M.Pd (Ketua Prodi BKI, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Moch Anshori, S.Agm M.FiLL (Kepala Jurusan Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dr. Nikmah Hadiati Salisah, S.I.P., M.Si. (Dosen, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel), Dra. Mierrina, M.Si. (Dosen, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel).
Sebagai wilayah yang sedang bertumbuh pesat dari berbagai bidang, Asia Tenggara ternyata memiliki kesamaan dengan Amerika Latin. 2 wilayah ini berbagi kesamaan latar belakang sejarah dengan kolonialisme, pluralisme budaya, dan spiritualismenya. Pusat Studi Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar SEA CHAT #22 “Regional Literature Between SEA and Latin America, What Makes the Differences?” oleh Gladhys Elliona Syahutari. Diskusi seputar perkembangan literatur antar 2 wilayah pada Jumat (28/02/2020) di Perpusatakaan PSSAT ini dihadiri oleh umum dan mahasiswa magang dari Singapura, Belgia, dan Filipina.
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada menggelar kelas “Academic Writing” bagi para pemagang pada hari Kamis (27/02/2020) di Perpusatakaan PSSAT. Sebagai lembaga berbasis akademik, PSSAT mengajak mahasiswa magang untuk turut serta belajar dunia kepenulisan ilmiah.
Dr. phil. Vissia Ita Yulianto, salah satu peneliti di PSSAT hadir sebagai pemateri. Diawali dengan sesi sharing pengalaman, Ita bercerita telah berkecimpung di dunia kepenulisan sejak lama, berawal dari kecintaannya terhadap menulis. “Menulis adalah ajang menumpahkan ide dan saat menulis saya merasa bebas,” ujarnya.
National University of Singapore – Student Exchange Program (SEP) Application for AY2020/21
[Tuition Waived]
[Scholarship offered for this program]
Greeting from the National University of Singapore!
NUS will once again be running the TF International LEaRN programme in Academic Year 2020/21 Semester 1 (August to December 2020) or Full-Year Academic Year (Aug 2020 to May 2021)! We would like to invite you to apply for the programme!
About Student Exchange Programme (SEP) Application
The Student Exchange Programme (SEP) is the largest and most established global programme in NUS. Through the development and management on strategic and sustainable partnerships with universities globally. Under the scheme of Department Level Agreement between UGM CESASS and NUS Department of Southeast Asian Studies. UGM students both undergraduate and post-graduate with interest for Southeast Asian Studies are welcome to do exchange to Department of Southeast Asian Studies NUS. This program aim to have more mobility both from NUS Department of Southeast Asian Studies and UGM-CESASS under the scheme of exchange students. Students nominated from CESASS would have opportunity to be accepted as exchange student in NUS for 1 semester or 1 year full academic year.