Setelah bekerja keras sejak bulan Agustus – November untuk merealisasikan program World Class Professor (WCP) Kemenristekdikti, konsorsium Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada, Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP/CoRem) Universitas Diponegoro, serta Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana (TDMRC) Universitas Syiah Kuala menyelenggarakan seminar hasil penelitian bertema “Ecological Communication on Maritime Disaster Management in Southeast Asia” di Fakultas Teknik, Universitas Mataram (15/12/2017).
Aktivitas
Salah satu upaya untuk mengembangkan kapasitas dan kinerja sebuah institusi adalah membangun kerjasaman dengan institusi lainnya. Hal tersebut juga dilakukan oleh Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada yang memulai kerjasaman dengan Departemen Kajian Asia Tenggara, Goethe Universität Frankfurt am Main (7/12/2017). Kepala PSSAT UGM, Dr.phil. Hermin Indah Wahyuni didampingi oleh peneliti PSSAT UGM , antara lain Dr. Agus Suwignyo, Dr. phil. Vissia Ita Yulianto, Andi Awaluddin Fitrah, M.A., Aditya Indra Nugraha, S.Ant, dan Fitri Handayani, S.I.P. bertemu dengan Kepala Departemen Kajian Asia Tenggara Goethe Universität Frankfurt am Main, Prof. Dr. Arndt Graf.
Sebagai bentuk timbal-balik dari proses pertukaran ilmu dan joint publication, tim peneliti Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada melakukan kunjungan ke Jerman dari tanggal 25 November 2017 sampai 8 Desember 2017. Kunjungan ini merupakan kunjungan balik atas kedatangan dua profesor Jerman terdahulu, Prof. Thomas Hanitzsch (Ludwig-Maximilians-Universität München) dan Prof. Judith Schlehe (Albert-Ludwigs University of Freiburg) yang menjadi visiting professor dalam program World Class Professor (WCP) Kemenristekdikti.
Pada 12th Jogja-Netpac Asian Film Festival 2017, JAFF bekerja sama dengan Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada untuk menyelenggarakan program “Public Lecture”. Tahun ini, Public Lecturelebih istimewa karena terdapat presentasi poster penelitian tentang sinema di Asia yang diorganisir oleh PSSAT UGM. Hasilnya, terdapat 9 presenter terpilih dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina yang turut andil dalam kegiatan ini.
Program Public Lecture dilaksanakan mulai dari tanggal 4-6 Desember 2017 di Ruang Seminar Lt.2 Perpustakaan Pusat UGM. Terdapat enam sesi selama tiga hari pelaksanaan yang meliputi seminar, diskusi, peluncuran buku, dan presentasi riset poster. Tema-tema yang dibahas dalam forum ini merupakan turunan dari tema besar JAFF tahun ini yaitu “Fluidity” seperti “Film and Art Performance”, “Indonesian Film Audience”, “Asia Pacific in the Digital World”, “Distribution and Film Funding”, “ASEAN Identity in the Short Films”, dan diskusi buku Film, Ideologi, dan Militer karya Budi Irawanto dan Cultural Specificity in Indonesian Films: Unity in Diversity karya David Hanan.
Hujan baru saja reda saat Prof. Cherian George, profesor bidang Ilmu Komunikasi di Hongkong Baptist University, melangkah masuk ke kantor Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada (23/11/2017). Kedatangan profesor asal Singapura ini di Yogyakarta untuk menjadi salah satu pembicara dalam International Seminar on Social and Political Science (ISSOCP) 2017 dalam rangka Dies Natalis 62 tahun Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada di University Club UGM pada tanggal 23-24 November 2017.
Berbagi pengetahuan tidak saja menjadi tugas perguruan tinggi kepada publik, tetapi juga bagi sesama perguruan tinggi agar dapat saling belajar satu sama lain untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya sebagai lembaga. Sebagai satu-satunya Pusat Unggulan Ipteks Perguruan Tinggi (PUI-PT) bidang ilmu sosial, Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada menerima kunjungan dari perwakilan Universitas Negeri Malang (UM), Bapak Arda Purnama Putra, M.Pd. Tujuan kunjungan beliau ke PSSAT UGM adalah untuk mempelajari pengelolaan PUI-PT.
Di era digital, serbuan berita palsu (fake news) dan hoax yang sarat kepentingan politik semakin meresahkan bagi para pembelajar kajian jurnalisme. Pada titik ini, kajian jurnalisme investigasi menjadi layak untuk didiskusikan kembali sebagai tolak ukur dari daya kritis media dalam menghadapi fake news dan hoax yang banyak diberitakan oleh media. Keadaan ini menjadikan aktivitas jurnalistik semakin problematis apalagi di tengah era Post-truth saat ini. Era Post-truth adalah masa dimana bertaburnya berita yang seolah-olah benar, padahal tidak sama sekali. Pada tahun 2016, istilah post-truth dijadikan sebagai words of the year oleh kamus Oxford.
Konsep penginderaan jauh (remote sensing) sangat melekat dengan bidang ilmu eksakta, terutama ilmu Geografi dan ilmu Geologi. Namun,bagaimana jika remote sensing justru diaplikasikan pada ilmu sosial?
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM mengadakan workshop dengan tema “Geographical Information System Application on Social Sciences” bersama Prof. Magaly Koch, Ph.D dari Center for Remote Sensing, Boston University, Amerika Serikat yang diadakan di Ruang Indonesia, PSSAT UGM (6/11/2017). Workshop ini merupakan bagian dari program World Class Professor (WCP) Kemenristekdikti yang dilaksanakan oleh konsorsium PSSAT UGM, Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) Universitas Diponegoro, dan Pusat Studi Tsunami dan Mitigasi Bencana, Universitas Syiah Kuala. Prof. Magaly sendiri merupakan visiting professor di PKMBRP Universitas Diponegoro.
Dunia mengalami trauma hebat terkait persoalan perang. Sejarah modernitas dimulai sejak pasca abad pertengahan yang ditandai dengan kolonialisme dan imperialisme. Konsep perang pun termodernisasi yang nyata lewat perang dunia di awal abad 20, hingga perang dingin di tahun 1960-an. Kata “perang” menjadi momok yang menakutkan sekaligus keprihatinan agar hal ini tidak lagi terjadi. Sayangnya, kebangkitan negara-negara maju juga dibarengi dengan penciptaan senjata nuklir. Dengan tujuan menjaga keamanan dan kedaulatan negara, nuklir dianggap sebagai benteng pertahanan paling jitu untuk menggertak negara lawan. Hal yang kemudian menjadi persoalan besar adalah percobaan senjata nuklir sering dilakukan di negara-negara di luar negara pencipta nuklir sehingga membawa kerugian bagi masyarakat (negara) setempat.
Tidak bisa dipungkiri bahwa media memiliki andil dalam menginformasikan isu-isu yang berhubungan dengan lingkungan, mulai dari perubahan iklim, pemanasan global, hingga bencana maritim. Oleh sebab itu, perspektif komunikasi sangat diperlukan untuk menjelaskan bagimana tindakan yang komunikatif dapat menciptakan public sphere yang mengakomodasi isu-isu lingkungan untuk membentuk sensivitas masyarakat.
Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) Universitas Gadjah Mada kembali kedatangan visiting professor dalam program World Class Professor (WCP) yang didukung oleh Kemenristekdikti. Profesor ketiga yang akan bekerja sama dengan para peneliti di PSSAT UGM adalah Prof. Dr. David Robie dari Auckland University of Technology (AUT), New Zaeland. Beliau merupakan pakar di bidang Jurnalisme terutama dalam isu-isu lingkungan. Selain menjadi akademisi, Prof. David juga merupakan jurnalis dan aktivis Greenpeace. Ia adalah legenda hidup dari peristiwa tenggelamnya kapal Rainbow Warrior di pasifik. Rainbow Warrior adalah kapal Greenpeace yang ditenggelamkan oleh agen inteligen Perancis karena melakukan aksi protes terhadap uji coba nuklir di lautan pasifik.